4 Tren Teknologi Informasi Digital di Pelabuhan

oleh
Teknologi informasi digital terus dikembangkan untuk mengoptimalkan distribusi barang di pelabuhan
Teknologi informasi digital terus dikembangkan untuk mengoptimalkan distribusi barang di pelabuhan

Jakarta, indomaritim.id – Teknologi informasi digital terus dikembangkan untuk mengoptimalkan distribusi barang di pelabuhan. Teknologi informasi digital terkini menjadi kunci utama untuk efektivitas dan efisisiensi ditengah tingginya perdagangan antar negara.

Meskipun dunia usaha tengah terdampak pandemi, namun pelabuhan tetap beroperasi untuk menjamin perekonomian negara. Termasuk di Indonesia, pelabuhan-pelabuhan yang dikelola Pelindo tetap beroperasi melayani ekspor impor.

Pandemi membuat cara kerja berubah, termasuk di pelabuhan. Virus yang menyebar melalu interaksi fisik manusia, membuat mesin dan teknologi informasi menjadi andalan agar tidak banyak interaksi manusia.

Berikut empat tren teknologi informasi digital di pelabuhan, yang dirangkum dari berbagai sumber:

Jaringan 5G

Ekosistem 5G akan terus berkembang dan meluas, maka akan meningkatkan level penerapan otomasi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang sangat dibutuhkan untuk pada sisi operasional.

Pelabuhan dan terminal akan sangat membutuhkan manfaat dari terobosan teknologi. Pelabuhan Hamburg di Jerman yang merupakan salah satu dari sepuluh terminal peti kemas terbesar di Eropa, telah mengujicobakan teknologi 5G untuk berubah menjadi dalam bahasa mereka, ‘sebuah hub dari industri komunikasi mobile generasi berikutnya’.

Jadi berdasarkan uji cobaya, teknologi 5G akan mengoptimalkan rencana pengembangan pelabuhan ke depan. Lalu juga meningkatkan kinerja di lapangan untuk memonitor kegiatan operasional seharihari untuk menjadikan pelabuhan terminal menjadi lebih ‘pintar’ (efektif kinerja operasionalnya).

Kemudian peningkatan konektivitas dan kecepatan yang ditawarkan oleh 5G membuatnya mampu menransfer data secara aman dalam hitungan miliseconds! Sehingga sangat berpotensi untuk melakukan disrupsi berupa transformasi teknologi pada industri pelayaran peti kemas, jaringan antarpelabuhan, serta perusahaan jasa logistik untuk menjadi pondasi dari jaringan rantai pasok yang lebih ‘pintar’. 5G juga akan menjadi perekat dari teknologi Internet of Things (IoT).

Baca Juga: 5 Pelabuhan Besar Peti Kemas di Tiongkok

Teknologi Sensor

Teknologi ini akan semakin berkembang dengan dasar jaringan 5G. Teknologi yang fleksibel dan dalam jaringan besar ini akan dikembangkan tandem dengan IoT dengan jaringan seluler. IoT seluler maksudnya ialah keterhubungan antara peralatan fisik.

Pada pelabuhan dan terminal dapat diimplementasikan agar peralatan pada pelabuhan mampu mentransmisikan data melalui sensor dengan lebih independent (tidak bergantung), terotomasi, dan dioperasikan dengan efisien.

Mitsui O.S.K. Lines (MOL) telah menerapkan inovasi ini yang berupa container tracking management system yang menggunakan sensor optik untuk mendeteksi perubahan kondisi, termasuk mendeteksi bila peti kemas dibuka oleh pihak yang tidak berwenang.

Pada tahap finalnya, pelabuhan dan terminal akan fokus untuk membesarkan kapasitas data yang mampu diolah oleh sensor pintar. Terutama untuk mengembangkan layanan baru dan platform untuk memanfaatkan informasi dengan maksimal.

Internet of Vehicles

Ketika solusi pintar bergantung pada IoT dan sudah mulai banyak diterapkan di pelabuhan dan terminal di dunia, Internet of Vehicles (IoV) masih dalam tahap awal pengembangan. Meskipun begitu, konsep tersebut akan lepas landas di tahun 2019 ini menjadi penting dalam mendukung manajemen lalu lintas di pelabuhan menjadi lebih efektif, sehingga mampu meningkatkan keamanan dan menekan risiko tabrakan.

Pelabuhan Valencia di Spanyol bekerja sama dengan MSC Mediterranean Shipping Company telah bekerja sama untuk mengintegrasikan teknologi IoV sebagai solusi trucking.

Jadi truk MSC di Spanyol telah dilengkapi dengan perangkat IoV untuk men-track kendaraan secara real time sehingga dapat membantu pelabuhan untuk memprediksi dan mempersiapkan kedatangan dan potensi kemacetan di gerbang pelabuhan.

Baca Juga: Parepare, Potensi Maritim di Timur Indonesia

Port Centric Logistics

Meski teknologi dianggap mampu menjadi kunci dari peningkatan efisiensi dan reliabilitas, namun pada sektor pelabuhan dan terminal, selalu ada kepentingan untuk menjadi pusat perdagangan demi menyederhanakan infrastruktur jaringan logistik. ‘Kebangkitan’ konsep port centric logistics menjadi bukti bahwa pentingnya proses bisnis rantai pasok secara end-to-end (dari hulu hingga hilir) yang modern ialah menerapkan konsep ini.

Perusahaan raksasa dunia Amazon telah berhasil mengubah harapan customer-nya bahwa terkait kecepatan pengiriman, maka pelabuhan berperan penting untuk berinvestasi lebih luas pada rantai pasok dan menyediakan kondisi yang kondusif untuk menyelia barang.

Sebelum barang-barang tersebut masuk ke jaringan rantai pasok yang lebih luas. Cara ini diyakini membuka gerbang bisnis yang lebih besar lagi.

Akhir kata, bisnis maritim yang menerapkan port centric logistics pada operasi keseharian akan berkembang signifikan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, sekaligus menuju cara sukses yang telah dilakukan oleh pelabuhan-pelabuhan modern lainnya.

Sedangkan pelabuhan yang tidak mengikuti teknologi akan mulai kehilangan bisnisnya satu demi satu dan kemudian mati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *