Badan Keamanan Laut Bagikan Ratusan Masker Kain Kepada Nelayan di Ambon

oleh
Badan Keamanan Laut Republik Indonesia melalui Kantor Kamla Zona Maritim Timur membagikan 300 masker kain kepada warga nelayan Dusun Seri, Ambon
Badan Keamanan Laut Republik Indonesia melalui Kantor Kamla Zona Maritim Timur membagikan 300 masker kain kepada warga nelayan Dusun Seri, Ambon

Ambon, indomaritim.id –Badan Keamanan Laut Republik Indonesia melalui Kantor Kamla Zona Maritim Timur membagikan 300 masker kain kepada warga nelayan Dusun Seri, Ambon, Maluku sejak beberapa hari lalu.

Pembagian masker, dipimipin kangsung oleh Kepala Kantor Kamla Zona Maritim Timur Laksma Arif Sumartono, S. Sos., M. Si(Han). Tak hanya membagikan masker, personel Bakamla juga menyemprotkan disinfektan di rumah-rumah dan kapal-kapal nelayan Dusun Seri.

“Saat ini masker wajib digunakan setiap warga, tidak hanya yang sakit, namun yang sehat juga perlu pakai. Penggunaan masker adalah hal penting sekarang, karena kita semua tidak pernah tahu orang tanpa gejala pun bisa menjadi sumber penyebaran penyakit ketika kita di luar rumah,” kata Laksma Arif Sumartono.

Laksma Arief Sumartono menambahkan, kegiatan ini sebagai wujud kepedulian Bakamla RI terhadap kesehatan para nelayan ditengah pandemi Covid-19. Ia juga mengajak para nelayan untuk menjalankan pola hidup bersih, sehat dan rajin untuk senantiasa mencuci tangan.

Industri Pengalengan Ikan Tumbuh di Tengah Pandemi Covid-19

Nelayan tradisional, turut terdampak pandemi Covid-19. Hasil tangkapan ikan, tak langsung dapat dijual kepada pedagang atapun industri perikanan.

Namun ditengah dampak sosial ekonomi akibat virus Covid-19, industri pengalengan ikan mengalami permintaan produk ikan olahan yang meningkat khususnya untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat.

“Stok nasional untuk produk sarden dan makarel kaleng saat ini berjumlah 35 juta kaleng. Selain diserap melalui pasar ekspor, ritel dan online, olahan ikan kaleng dapat dimanfaatkan sebagai salah satu produk bantuan sosial yang memenuhi kebutuhan protein masyarakat,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim di Jakarta.

Menurut Dirjen Industri Agro, industri pengolahan ikan masuk dalam kategori sektor padat karya dan berorientasi ekspor. Oleh karena itu, perlu mendapat prioritas pengembangan. “Setidaknya sektor ini telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 336 ribu orang. Dengan tidak adanya kendala supply bahan baku perikanan lokal, maka penyerapan tenaga kerja dapat dioptimalkan,” paparnya.

Meskipun mencatatkan kinerja yang positif, industri pengalengan ikan juga menghadapi berbagai tantangan terhadap dampak pandemi Covid-19. Tantangan tersebut, antara lain kenaikan harga kaleng, pasta saus dan terigu pengental yang diimpor serta berkurangnya bahan baku ikan yang diimpor dari negara yang memberlakukan lockdown.

Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: 
Rajab Ritonga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *