Budaya gotong royong sudah mengakar kuat pada kehidupan masyarakat Indonesia. Budaya gotong royong senantiasa dilestarikan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya.
Gotong royong merupakan budaya yang telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun-temurun.
Tradisi gotong royong bahkan menjadi penanda dan identitas budaya bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Gotong Royong Adalah Kepribadian Masyarakat Indonesia
Gotong royong juga diterapkan oleh para pemuda saat peristiwa proklamasi kemerdekaan.
Budaya gotong royong di Indonesia dapat dilihat dalam berbagai macam bentuk dan istilah yang berbeda sesuai dengan daerah masing-masing.
Contoh tradisi gotong royong di berbagai daerah dan maknanya dapat dengan mudah ditemui. Di berbagai daerah di Indonesia, semangat gotong royong telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat.
BACA JUGA: Unsur Gotong Royong Dalam Keberagaman Masyarakat
Berikut adalah beberapa contoh tradisi gotong royong yang ada di berbagai daerah di Indonesia, beserta makna filosofis yang terkandung di dalamnya:
Bali dengan tradisi Subak
Di pulau Dewata, tradisi gotong royong terwujud dalam sistem irigasi Subak. Petani-petani saling bekerjasama dalam mengatur air irigasi dan pengelolaan sawah secara kolektif.
Subak bukan hanya tentang produksi beras, tetapi juga mengandung makna keharmonisan dengan alam dan antarmanusia.
Konsep Tri Hita Karana, yang menghubungkan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam, tercermin dalam praktik gotong royong ini.
Jawa dengan tradisi Slametan
Di Jawa, ada tradisi bernama slametan yang mengandung nilai gotong royong dalam konteks keagamaan.
Slametan adalah pesta makan bersama yang dilakukan dalam rangka berbagai acara, seperti khitanan, pernikahan, atau hari-hari besar keagamaan.
Dalam slametan, masyarakat bergotong royong dalam mempersiapkan makanan dan merayakan bersama. Tradisi ini mencerminkan solidaritas dan persatuan antaranggota masyarakat.
Nusa Tenggara Timur dengan tradisi Liang Ndara
Liang Ndara adalah tradisi gotong royong dari suku Dawan di Timor.
Tradisi ini melibatkan bersama-sama membangun rumah atau fasilitas umum seperti gereja atau sekolah.
Setiap warga masyarakat wajib memberikan bantuan berupa tenaga atau bahan material. Liang Ndara mengajarkan nilai kerjasama dan tanggung jawab dalam membangun dan memelihara lingkungan sosial.
Papua dengan tradisi Bakar Batu
Di Papua, tradisi gotong royong tampil dalam bentuk bakar batu, di mana masyarakat berkumpul untuk mempersiapkan makanan dan berbagai keperluan dalam acara adat atau upacara adat.
Bakar batu adalah bentuk perwujudan rasa kepedulian dan solidaritas sosial, serta penegasan akan hubungan erat antar suku.
Tradisi gotong royong ini mengandung makna yang mendalam dalam konteks sosial, budaya, dan spiritual masing-masing daerah.
Meskipun mungkin memiliki variasi dalam praktiknya, mereka semua mengajarkan pentingnya kerjasama, kebersamaan, dan rasa saling menghargai dalam menjalani kehidupan bersama.
Gotong royong adalah pondasi yang kuat bagi keberlangsungan dan keharmonisan masyarakat di berbagai penjuru Nusantara.
Ikuti berita terbaru lainnya di Google News: Klik tautan ini.