Semarang, indomaritim.id – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta pengelola Terminal Tanjung Emas untuk menambah kenyamanan dan mempermudah penumpang kapal yang ingin berganti angkutan.
Menhub Budi Karya Sumadi mengungkapkan, sebaiknya penumpang usai turun dari kapal menuju ke daerah-daerah tujuan, perlu dilakukan penguatan integrasi antar moda, misalnya dengan angkutan bus.
“Kami minta kepada Pelindo III bisa kerjasama dengan Pemda dan PO Bus untuk mengadakan bis-bis dari Tanjung Emas ke beberapa kota terdekat ke terminal-terminal bus. Jadi jangan biarkan mereka yang datang dari Kalimantan naik ojek, naik taksi online, duitnya habis nanti. Ngga kuat karena jauh tempatnya, dan yang bahaya itu mereka juga mungkin tidak terlalu familiar dengan daerah pelabuhan ini,” kata Budi Karya Sumadi saat meninjau Terminal Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Minggu (5/5/2019).
Baca Juga: Pelabuhan Beri Kontribusi Ratusan Juta Untuk Pendapatan Daerah Buton Utara
Menhub mengapresiasi Pelindo III yang telah membuat program mudik gratis dengan kapal laut PT Pelni dan menyediakan angkutan bus gratis ke daerah-daerah tujuan pemidik dengan bus Damri. Namun demikian, angkutan bus di luar program mudik gratis juga perlu dilakukan mengingat pergerakan penumpang menuju Jawa Tengah besar sekali.
Selain dari Jakarta, penumpang kapal laut yang menuju ke Semarang juga banyak dari daerah lain seperti di beberapa kota di Kalimantan seperti dari kumai, sampit, pontianak dan sebagainya.
Lebih lanjut Menhub mengatakan, perlu juga diatur mengenai jadwal ketersediaan angkutan lanjutan setelah turun dari kapal. Ia meminta Pelindo melakukan pemetaan jam kedatangan kapal, sehingga operasional bus bisa menyesuaikan.
Baca Juga: Pelindo 1 Rampungkan Pengembangan Pelabuhan Sibolga
“Jadi disesuaikan, kalau memang harus 24 jam ya 24 jam. Kalau tidak, nanti di atur saja. Misalnya bus mulai beroperasi dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam, lalu kalau ada kapal yang datang malam di atas jam 10, mereka kita minta tetap di Pelabuhan dulu, jangan keluar dari pelabuhan, demi keselamatan,” jelasnya.
Selain itu, Menhub juga menyampaikan dua hal lain terkait dengan kesiapan Angkutan Lebaran pada moda transportasi laut. Pertama yaitu pelaksanaan rampcheck secara rutin dan kedua, komunikasikan dengan jelas kepada penumpang terkait penjualan tiket dan jadwal kapal.
“Saya menemui di beberapa tempat di Kalimantan komunikasi itu tidak clear sehingga mereka datang ke pelabuhan tidak ada kapal, mekanisme ini musti ditingkatkan sehingga mudik berjalan dengan baik dan bisa menampung sesuai kapasitas,” ungkapnya.
Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut dan Ditjen Perhubungan Darat juga memanfaatkan pelabuhan Tanjung Emas sebagai tempat tujuan para pemudik pada program mudik gratis pemudik sepeda motor dengan kapal laut dan kapal penyeberangan. Tahun ini total kuota yang disediakan mampu menampung hingga 8000 penumpang dan 4000 sepeda motor untuk kapal laut. Sementara, untuk total kuota dengan kapal roro penyeberangan sebanyak 2.000 penumpang dan 1.000 motor (untuk keberangkatan Jakarta-Semarang dan sebaliknya).
Setiap tahunnya, Kemenhub terus meningkatkan jumlah kuota penumpang dan sepeda motor program mudik gratis dengan kapal laut dan kapal penyeberangan. Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari program Kemenhub untuk mengurangi jumlah pemudik yang melakukan perjalanan jarak jauh dengan sepeda motor seperti, dari Jakarta ke Semarang.