Jakarta, indomaritim.id – Pertamina Hulu Energi – Offshore North West Java (PHE-ONWJ terus memaksimalkan upaya menahan tumpahan minyak di sekitar anjungan YY wilayah dengan memasang static oil boom dan strategi antisipasi berlapis.
Setelah selesai pemasangan pada lapis pertama, berikutnya dilakukan pemasangan lapis kedua. Pemasangan alat penyedot dan penahan tersebut dilakukan dengan strategi penanganan yang berlapis.
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, secara keseluruhan upaya menahan tumpukan minyak yang lepas ke pantai telah dilakukan dengan pemasangan static oil boom mencapai 2.450 meter dan 400 meter movable oil boom.
Baca Juga: Kebocoran Lapangan Minyak YYA, Pertamina Bersama Masyarakat Bersihkan Pantai Sedari
Selain itu, tiga unit oil skimmer unit juga sudah beroperasi untuk mempercepat penyedotan minyak mentah. Oil Spill Combat Team (OSCT) juga memasang oil boom untuk mencegah cairan tumpahan minyak di Muara Sungai.
“Tim emergency PHE ONWJ terus bekerja bersama tim ahli mengupayakan secara maksimal penanganan di lepas pantai agar dapat meminimalkan dampak di pesisir,” kata Fajriyah di Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Menurut Fajriyah, berdasarkan hasil pemantau aerial surveillance, pola sebaran tumpahan minyak melaju ke arah barat laut. Ada sembilan wilayah di Karawang dan dua pantai di Bekasi ditemukan tumpahan minyak dan dilakukan tindakan pembersihan secara terus menerus.
Baca Juga: Dharmawan Samsu: Pertamina Serius Tangani Tumpahan Minyak Anjungan YY
Sembilan desa terdampak di wilayah Karawang meliputi Tanjung Pakis, Segar Jaya, Tambak Sari, Tambak Sumur, Sedari, Cemara Jaya, Sungai Buntu, Pusaka Jaya Utara dan Mekar Pohaci. Sementara dua pantai terdampak di wilayah Bekasi yakni Pantai Bahagia dan Pantai Bakti
Untuk penanganan di wilayah onshore, lanjut Fajriyah, Oil Spill Combat PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI dan Polri terus membersihkan pantai terdampak.
Fajriyah menambahkan, PHE ONWJ terus melanjutkan pemantauan penanganan oil spill di sekitar anjungan YY dan wilayah terdampak melalui patroli udara dan laut dalam radius 50 – 100 km, termasuk diantaranya melakukan geotagging surveillance.
Adapun untuk patroli perairan menggunakan kapal patroli Ditpolair Baharkam POLRI di perairan Karawang. Sementara operasional pembersihan crude dilakukan bersama nelayan mitra binaan Ditpolair Baharkam POLRI di perairan Karawang.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga