Contoh Gotong Royong Saat Pandemi

oleh
Ilustrasi Contoh Gotong Royong Saat Pandemi
Ilustrasi Contoh Gotong Royong Saat Pandemi

Contoh gotong royong saat pandemi Covid-19 ini dapat ditemui disekitar kita. Mulai dari kegiatan pembagian bahan makanan gratis, saling menjaga saat ada tetangga yang keluarganya terdampak dan berbagai hal lain sebagai contoh gotong royong.

Saat pandemi, kegiatan yang mengumpulkan orang dibatasi. Pasar, pusat perbelanjaan bahkan sekolah kegiatannya dibatasi agar tidak terjadi kontak fisik untuk mencegah penyebaran virus yang belum ditemukan vaksinnya.

Dengan dibatasinya pasar, maka kegiatan ekonomi sebagian orang akan terhenti. Otomatis, tidak ada pemasukan uang dan penghasilan menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, dibutuhkan saling bantu antar sesama anggota masyarakat. Dengan gotong royong, maka beban akan terbantu menjadi ringan.

Gotong royong adalah istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Sekaligus merupakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

Sebagai negara Pancasila, keberagaman bukanlah penghalang untuk bisa bekerjasama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Gotong royong muncul dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan timbulnya semangat kebersamaan, tidak ada paksaan, atau muncul karena adanya kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi melalui rasa memiliki.

Gotong-royong muncul atas dorongan dari hati dengan dibarengi kesadaran dan semangat untuk mengerjakan serta menanggung akibat dari suatu karya, terutama yang benar-benar, secara bersamasama, serentak dan beramai-ramai, tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan selalu untuk kebahagian bersama, seperti terkandung dalam istilah ‘Gotong.’

Baca Juga: Manfaat Gotong Royong di Sekolah dan Masyarakat

Saat membagi hasil karyanya, masing-masing anggota mendapat dan menerima bagian-bagiannya sendiri-sendiri sesuai dengan tempat dan sifat sumbangan karyanya masingmasing, seperti tersimpul dalam istilah ‘Royong’.

Berikut ini beberapa contoh gotong royong saat pandemi:

Jogo Tonggo di Jawa Tengah

Salah satu kebijakan Pemerintah Jawa Tengah dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 yaitu Jogo Tonggo. Kebijakan ketahanan pangan merupakan kunci dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Negara harus hadir dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya. Jika pemerintah lamban dalam mengambil keputusan di situasi darurat pandemic Covid-19, maka masyarakat akan menjadi korban.

Jogo Tonggo adalah penanganan Covid-19 yang berbasis masyarakat di tingkat Rumah Warga (RW), karena warga merupakan garda terdepan untuk melawan Covid-19. Pemerintah dan warga memiliki tanggung jawab dalam penanganan wabah Covid-19 ini. Maka, perlu adanya kerjasama antar pemerintah dengan warga. Sehingga wabah ini cepat teratasi.

Di bidang ekonomi, Joko Tonggo adalah kegiatan gotong royong yang mencakup:
a. Mendata kebutuhan dasar masyarakat.
b. Mendata warga yang tidak mampu, menyediakan kebutuhan dasar.
c. Mengupayakan secara maksimal agar warga bisa dibantu.
d. Memastikan bantuan tepat sasaran
e. Memastikan kegiatan bertani, berkebun dan berdagang tetap berjalan dengan memperhatikan protokol kesehatan.
f. Melayani kebutuhan makan seharihari warga yang karantina mandiri
g. Mendorong terbangunnya lumbung pangan.

Solidaritas Pangan di Yogyakarta

Tak hanya di Jawa Tengah, kegiatan yang sama dilakukan di Yogyakarta. Dilansir dari laman indonesia.go.id, Solidaritas Pangan merupakan perkumpulan relawan dari sejumlah organisasi di Yogyakarta dan diprakarsai oleh masyarakat sendiri.

Kegiatan ini difokuskan untuk memberikan makanan siap saji kepada masyarakat yang membutuhkan melalui dapur umum. olidaritas Pangan Yogya sedikitnya sudah memiliki enam dapur umum. Yakni, di Gamping, Seyegan, Prawirotaman, Mergangsan, Piyungan, dan Wonocatur. Dua dapur umum yang disebut terakhir merupakan dapur umum khusus. Di dapur umum itu, relawan hanya memasok bahan makanan.

Di Piyungan, dapur umum dikelola untuk dibagikan kepada para lansia. Sedangkan di Wonocatur, dapur umum dikelola dan dibagikan oleh komunitas pemulung yang tinggal di sekiar TPA Piyungan. Cara kerja para relawan dan komunitas solidaritas ini mematuhi protokol pencegahan penyebaran virus Covid-19.

Jumlah juru masak dibatasi di setiap dapur umum, yakni maksimal tiga orang. Itupun mereka harus bergantian masuk ke dapur, demi mencegah terjadinya kerumunan. Demikian pula dengan para relawan yang menjadi kurir pemasok bahan mentah dan distributor nasi bungkusnya. Mereka diminta mematuhi protokol kesehatan, yakni dengan mengenakan masker, sarung tangan, dan juga membawa cairan sanitasi tangan. Belakangan, relawan juga bertambah dari unsur tenaga kesehatan.

Saling Berbagi Makanan

Kamu juga bisa membantu sesama, khususnya saat pandemi ini. Contoh gotong royong saat pandemi yang dapat dilakukan oleh siswa adalah dengan berbagai bahan makanan yang lebih, seperti beras, ikan asin, minyak goreng dan lainnya kemudian dikumpukan di rumah Ketua RT atau RW setempat. Kemudian, pengurus RT akan membagikannya sesuai kebutuhan.

Dengan demikian, tercapai empat aspek gotong royong ditengah pandemi yaitu yaitu ketersediaan pangan, akses yang terjangkau, pemanfaatan makanan dan stabilitas pasokan.

Itulah contoh gotong royong saat pandemi.

Baca Juga: Perilaku-Perilaku yang Sesuai Pancasila

Nilai Luhur Dalam Gotong Royong

Nilai luhur dalam gotong royong memberikan nilai positif ditengah keberagaman masyarakat. Nilai luhur dalam gotong royong wajib dijaga ditengah derasnya arus globalisasi yang menerpa bangsa Indonesia.

Gotong royong adalah istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Sekaligus merupakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

Sebagai negara Pancasila, keberagaman bukanlah penghalang untuk bisa bekerjasama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Gotong royong muncul dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan timbulnya semangat kebersamaan, tidak ada paksaan, atau muncul karena adanya kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi melalui rasa memiliki.

Gotong-royong muncul atas dorongan dari hati dengan dibarengi kesadaran dan semangat untuk mengerjakan serta menanggung akibat dari suatu karya, terutama yang benar-benar, secara bersamasama, serentak dan beramai-ramai, tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan selalu untuk kebahagian bersama, seperti terkandung dalam istilah ‘Gotong.’

Saat membagi hasil karyanya, masing-masing anggota mendapat dan menerima bagian-bagiannya sendiri-sendiri sesuai dengan tempat dan sifat sumbangan karyanya masingmasing, seperti tersimpul dalam istilah ‘Royong’.

Nilai Positif Gotong Royong

Gotong royong menyimpan berbagai nilai yang mampu memberikan nilai positif bagi masyarakat. Nilai-nilai positif dalam gotong royong antara lain:

Kebersamaan

Gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat. Dengan gotong royong, masyarakat mau bekerja secara bersama-sama untuk membantu orang lain atau untuk membangun fasilitas yang bisa dimanfaatkan bersama.

Persatuan

Kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus melahirkan persatuan antar anggota masyarakat. Dengan persatuan yang ada, masyakarat menjadi lebih kuat dan mampu menghadapi permasalahan yang muncul.

Rela berkorban

Gotong royong mengajari setiap orang untuk rela berkorban. Pengorbanan tersebut dapat berbentuk apapun, mulai dari berkorban waktu, tenaga, pemikiran, hingga uang. Semua pengorbanan tersebut dilakukan demi kepentingan bersama. Masyarakat rela mengesampingkan kebutuhan pribadinya untuk memenuhi kebutuhan bersama.

Tolong menolong

Gotong royong membuat masyarakat saling bahu-membahu untuk menolong satu sama lain. Sekecil apapun kontribusi seseorang dalam gotong royong, selalu dapat memberikan pertolongan dan manfaat untuk orang lain.

Sosialisasi

Di era modern, kehidupan masyarakat cenderung individualis. Gotong royong dapat membuat manusia kembali sadar jika dirinya adalah maskhluk sosial. Gotong royong membuat masyarakat saling mengenal satu sama lain sehingga proses sosialisasi dapat terus terjaga keberlangsungannya.

Menumbuhkan Toleransi dan Gotong Royong Satu Sama Lain

Manfaat gotong royong dan toleransi antar sesama adalah menjalin komunikasi yang lebih baik. Tentu saja di lingkungan sekolah, komunikasi dengan teman teman dan guru anda menjadi lebih baik. Hal ini akan membuat sekolah akan terasa menyenangkan.

Untuk lingkungan rumah tentu saja, komunikasi anda dengan anggota keluarga lainnya membaik sehingga tidak menimbulkan salah paham yang dapat menyebabkan pertengkaran.

Baik di kehidupan sekolah, keluarga, ataupun rumah tentu saja akan lebih harmonis dibandingkan sebelumnya. Sehingga bila terjadi masalah, anda akan tenang dalam menghadapinya.

Lingkungan sekolah, rumah, dan keluarga anda akan menjadi lebih tentram dan aman, hal ini karena satu sama lainnya akan membantu jika ada kesusahan. Hidup rukun juga akan mempererat tali persatuan dengan teman dan keluarga anda.

Karena hubungan yang baik, tentu saja akan meminimalisir terjadi perselisihan dan perdebatan satu sama lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *