Pangkalpinang, indomaritim.id – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pangkalbalam, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat sekitar 80 unit kapal isap tambang bijih timah memadati alur dan kolam pelabuhan untuk berlindung, karena cuaca di perairan daerah itu memburuk.
“Hingga saat keberadaan puluhan kapal isap tersebut belum mengganggu kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang serta barang,” kata Kasubsi Lalu Lintas Angkutan Laut Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan(KSOP) Pangkalbalam, Ardiansyah di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Rabu (27/2/2019).
Ia mengatakan, puluhan kapal isap penambangan bijih timah itu ditambatkan di bibir sungai alur pelayaran di bibir kolam Pelabuhan Pangkalbalam, sehingga keberadaan kapal tambang tersebut tidak mengganggu aktivitas pelayaran kapal penumpang dan barang.
“Selama parkir atau berlabuh kapal isap ini tidak sembarangan atau di tengah alur atau kolam pelabuhan, maka tidak akan mengganggu aktivitas pelabuhan,” ujarnya.
Ia mengaku tidak secara pasti jumlah kapal isap yang berlabuh di kawasan pelabuhan, karena pemilik atau kapten kapal tambang tersebut tidak melapor ke KSOP, namun demikian diperkirakan mencapai 90 unit lebih.
Oleh karena itu, KSOP mengoptimalkan kapal patroli mengawasi keberadaan kapal-kapal tambang bijih timah yang beroperasi di tengah laut tersebut.
“Kita terus mengawasi kapal-kapal tambang ini, jangan sampai mereka berlabuh di tengah alur pelayaran yang akan mengganggu keberangkatan dan kedatangan kapal penumpang serta barang di pelabuhan ini,” katanya memungasi.