Jakarta, indomaritim.id – Kementerian Perindustrian terus memantau perkembangan aktivitas industri berbagai sektor di dalam negeri, terutama terkait dengan dampak pandemi yang disebabkan oleh virus korona baru. Sejumlah kebijakan strategis telah dikeluarkan pemerintah untuk percepatan penanganan wabah Covid-19 dan menjaga jalannya dunia usaha di tanah air.
“Pemerintah sangat serius dalam menangani Covid-19 ini, termasuk agar industri kita tidak terpuruk. Jadi, penciptaan iklim usaha yang kondusif juga diprioritaskan. Namun, hal itu perlu dukungan semua stakeholder,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (2/4/2020).
Pekan ini, Menperin aktif menggelar rapat jarak jauh dengan sejumlah pelaku industri untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi saat ini. Kemarin, Rabu (3/4/2020), Menperin melakukan konferensi video dengan pelaku industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT). Hari sebelumnya dengan para pelaku industri makanan dan minuman.
Pada kesempatan tersebut, Menteri AGK menjelaskan, pandemi Covid-19 membawa dampak terhadap outlook perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Namun demikian, pengalaman yang dialami oleh Tiongkok bisa menjadi pembelajaran. Apalagi, saat ini, geliat sektor manufaktur di Negeri Tirai Bambu mulai kembali bangkit.
“Tiongkok mampu meng-create kesempatan dalam krisis seperti ini. Sebab, jika ekonomi Tiongkok membaik, akan berpengaruh juga. Maka itu, kita harus bisa menciptakan peluang baru dalam menghadapi kesulitan ini,” paparnya.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja yang mengemukakan, beberapa anggota API di Bandung mengembangkan pembuatan alat pelindung diri (APD). Berikutnya, Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex) Iwan Setiawan Lukminto menyampaikan, pihaknya juga sedang mengoptimalkan produksi APD untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat.
“Untuk bahan baku tidak masalah, karena kami bikin sendiri. Kami juga akan memproduksi yang medical grade, dan kami sudah distribusikan 35 juta masker bulan ini,” ungkapnya.
Wakil Direktur Utama Pan Brothers Anne Patricia Sutanto menuturkan, pihaknya siap membantu pemerintah dalam upaya menangani pandemi Covid-19. “Kami menerapkan protokol kesehatan dalam proses produksi di pabrik. Selain itu, overtime dihindari agar stamina bisa terjaga, jam kerja dibatasi menjadi delapan jam,” paparnya.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan, pihaknya punya pabrik di Cikarang yang sudah mengembangkan bahan baku obat untuk penanganan Covid-19. “Kami sudah transfer teknologi, termasuk juga untuk produksi finished product. Kurang lebih saat ini cukup untuk enam bulan. Permintaan tertinggi sekarang adalah chloroquine,” terangnya.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga