Jakarta, indomaritim.id – Kerjasama internasional dalam pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai perlu terus dikampanyekan agar dapat memberikan manfaat langsung bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan rakyat. Hal ini selaras dengan visi kebijakan politik luar negeri nasional yang dicanangkan Pemerintah Indonesia.
Diplomasi bilateral dan multilateral diarahkan untuk memberikan dampak konkrit dan langsung kepada masyarakat berupa peningkatan taraf perekonomian serta mendukung berbagai sektor strategis pembangunan nasional.
“Saat ini telah terjadi perubahan paradigma pemanfaatan nuklir sejalan dengan perluasan konsep keamanan. Sebelumnya, nuklir dipahami hanya dalam konteks keamanan yang sempit atau tradisional, yaitu untuk tujuan persenjataan,” kata Duta Besar RI untuk Austria dan PBB, Dr. Darmansjah Djumala, MA dalam webinar Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) yang mengambil tema “Membumikan Diplomasi Nuklir“ pada Kamis, (25/2/2021) secara virtual.
Webinar tersebut, diikuti lebih dari 350 orang peserta yang merupakan anggota komunitas nuklir Indonesia (HIMNI), instansi pemerintah terkait nuklir dan sivitas akademika berbagai universitas.
Baca Juga: Laksdya TNI Dr. A. Octavian: Teknologi Drone Laut Nuklir Jadi Game Changer
“Kini aplikasi nuklir dikembangkan dalam konteks yg lebih luas, yaitu lingkup keamana yang lebih luas atau non tradisional, yaitu untuk membangun berbagai sektor strategis seperti ketahanan pangan, ketahanan energi dan fondasi ekonomi yang lebih kuat,” imbuhnya.
Lebih lanjut Dubes Djumala menyampaikan peran aktif Indonesia dalam menjalankan diplomasi kerjasama pemanfaatan nuklir sebagai anggota Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
“Melalui pendekatan diplomasi yang membumi, Indonesia mendorong kerjasama IAEA dengan negara-negara anggotanya untuk mampu menjawab tantangan nyata dalam berbagai sektor pembangunan ditingkat nasional,” ujar Duta Besar RI untuk Austria dan PBB, Dr. Darmansjah Djumala, MA.
Peran kepemimpinan Indonesia dalam kapasitas Ketuaan Dewan Gubernur IAEA pada tahun 2017-2018 telah memberikan dampak nyata pada penguatan kerjasama teknis aplikasi nuklir yang mendapatkan porsi prioritas jauh lebih besar dibandingkan program teknis IAEA lainnya yang bersifat pengawasan.
Indonesia sendiri telah memperoleh manfaat dari diplomasi kerjasama teknis nuklir ini, berupa penguasaan teknologi dan kemampuan menghasilkan berbagai produk riset aplikasi teknologi nuklir seperti varietas unggul padi dan kedelai yang berpotensi memperkuat ketahanan pangan nasional, produk radiofarmaka untuk penanganan kanker yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, penyediaan layanan iradiasi produk pangan yang meningkatkan daya saing produk ekspor nasional, hingga pemanfataan nuklir untuk pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti dengan teknik serangga mandul.
Baca Juga: Tim Nuklir, Biologi dan Kimia Kodam Brawijaya Dikerahkan Hadapi Ancaman COVID-19
Indonesia juga ditetapkan IAEA menjadi tuan rumah dua Collaborating Centre pada bidang mutasi tanaman dan uji tak merusak, yang secara reguler memberikan layanan pelatihan bagi SDM negara-negara lain dibawah dukungan program IAEA.
Program pelatihan ini menjadi salah satu bentuk kerjasama Selatan-Selatan yang diatur dalam Practical Arrangement Indonesia-IAEA sejak tahun 2018. Sebagai negara anggota yang telah memiliki kemampuan penguasaan teknologi nuklir, Indonesia berkontribusi membantu negara anggota lain dalam memanfaatkan teknologi yang telah dikuasai, diantaranya dengan memfasilitasi pengembangan kapasitas SDM peneliti negara lain melalui pelatihan, fellowship dan kunjungan saintifik, serta memberikan bantuan dalam implementasi proyek kerjasama teknis IAEA di negara berkembang lainnya.
Saat ini Indonesia juga turut mendorong berbagai inisiatif baru pemanfaatan teknologi nuklir di IAEA, seperti menjadi negara percontohan untuk program penanganan limbah plastik (NUTEC Plastic) dan berpartisipasi aktif dalam jejaring kerjasama penanganan penyakit zoonotik yang menjadi tantangan baru di abad ke-21.
Semua program kerjasama nuklir dengan IAEA dan sesama anggota yang dilakukan selama ini diyakini sejalan dengan strategi diplomasi membumi yg memberi manfaat langsung bagi rakyat.
Reporter: Zaynita Gibbons
Editor: Mulyono Sri Hutomo