Dilpomat Perlu Terus Memberikan Sumbangsihnya Melalui Penulisan Masalah Internasional

oleh
Acara virtual berupa ”Debriefing dan Peluncuran Buku Diplomasi Indonesia”. Foto: istimewa
Acara virtual berupa ”Debriefing dan Peluncuran Buku Diplomasi Indonesia”. Foto: istimewa

”Sumbangan tulisan dan pemikiran diplomat sangat diperlukan saat sekarang. Tidak saja sebagai bentuk pertanggung jawaban publik, tetapi juga pengenalan. Kita tahu bahwa kesadaran masyarakat tentang politik luar negeri semakin tinggi”, kata Dr. Siswo Pramono, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri (BPPK Kemlu) pada tanggal tanggal 10 Maret 202. Sambutan kunci Siswo disampaikan pada saat membuka acara virtual berupa ”Debriefing dan Peluncuran Buku Diplomasi Indonesia”.

Acara peluncuran buku tersebut menampilkan sebuah buku yang ditulis oleh 17 (tujuh belas) diplomat Indonesia alumnus Sekolah Dinas Luar Negeri Angkatan X atau dikenal dengan Sekdilu X lulusan tahun 1984.

Dr. Darmansjah Djumala yang saat ini menjadi Dubes/Wakil Tetap RI di Wina menyampaikan bahwa gagasan awal penerbitan buku tersebut dilandasi oleh keinginan para penulis untuk berbagi pengalaman dan memberi kontribusi pemikiran bagi masa depan diplomasi Indonesia. Diberi judul ”Diplomasi: Kiprah Diplomat Indonesia di Mancanegara”, buku tersebut memuat pengalaman yang diperoleh dan digali saat mereka ditugaskan sebagai diplomat di berbagai negara. Mungkin pengalaman masa lalu belum tentu relevan dengan tuntutan jaman saat ini, namun hakikat tujuan diplomasi masih sama: memperjuangkan kepentingan nasional.

Secara singkat isi buku dijelaskan oleh A Agus Sriyono, Dubes RI di Vatican (2016-2020). Topik yang dibahas adalah mengenai pembagian isu, dimulai dari isu kewilayahan: Asia, Pasifik, Timur Tengah, Amerika, dan kemudian Eropa. Tulisan yang bersifat cross-regional ditempatkan pada bagian akhir buku. Kemudian 6 fungsi dari diplomasi termasuk yang menjadi bahasan buku. Setiap topik yang dibahas dipetik dan digali dari pengalaman paling berharga selama masa kerja para penulis di Kementerian Luar Negeri dalam kurun waktu tahun 1985 sampai sekarang. Sangat diperlukan kerjasama dan kolaborasi para pelaku diplomasi, mahasiswa, peminat isu-isu hubungan internasional, dan masyarakat luas pada umumnya.

Bagas Hapsoro yang pernah menjadi Dubes di Swedia (2016-2020) menjelaskan harapannya bahwa buku ini bisa menjadi bahan penelitian, masukan atau feedback penting bagi civitas Academica dan masyarakat umum. Mengingat buku ini adalah bersifat praksis. Sementara civitas academica adalah dalam tataran akademis. Buku ini bisa menjadi food for thought.

Trias Kuncahyono, wartawan senior Kompas selaku pembahas memberikan apresiasinya terkait Buku tersebut. Dikatakan bahwa dewasa ini informasi sangat cepat dan masif. Oleh karena itu laporan para diplomat tidak boleh kalah cepat dan perlu up to date dengan perkembangan yang ada. ”Analisa yang ditulis para diplomat senior tersebut tajam”, kata Trias. Oleh karena itu mewujudnyatakan politik luar negeri bebas-aktif dan menjelaskan peranan Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia harus bisa disebarkan oleh para diplomat senior ini.

”Para diplomat muda, para mahasiswa hubungan internasional, serta peminat masalah-masalah internasional perlu dan wajib membacanya,” pungkas Trias Kuncahyono.

Dalam sambutan tertulisnya Menlu Retno Marsudi menyatakan bahwa pengalaman dan pengetahuan diplomat selama melaksanakan tugasnya itu baik untuk diketahui publik, khususnya bagi masyarakat yang berminat terhadap diplomasi, hubungan internasional, dan politik luar negeri.

”Dalam upaya berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada publik, saya menyambut baik diterbitkannya buku kumpulan tulisan alumni Sekdilu X ini. Saya menghargai niat baik dan kerja keras para alumni Sekdilu X yang berbagi dan berusaha menjelaskan politik luar negeri dan pelaksanaan diplomasi dalam tataran praktis,” kata Menlu perempuan pertama Indonesia ini.

Adapun para diplomat alumnus Sekdilu X penulis buku adalah: A Agus Sriyono, Aburrachman M. Fachir, Bagas Hapsoro, Darmansjah Djumala, E.D. Syamsuri, Hadi Sasmito, Hari Asharyadi, M.G.H. Henny Andries da Lopez, Niniek Kun Naryati, Nur Syahrir Rahardjo, Prayono Atiyanto, Simon Ginting, Sutadi, Taufiq Rhody, Tri Edi Mulyani, Widyarka Ryananta dan Wiwiek Setyawati Firman. Penyunting bahasa adalah Irawati Hapsari dan koordinator grafis Rudhito Widagdo. Penyunting dan koordinator grafis juga lulusan Sekdilu X.

Sebagai informasi sepanjang pengabdian mereka selama 36 tahun di Kementerian Luar Negeri, mereka juga telah membuat 2 buku sebelumnya dan penerbitnya adalah PT Gramedia. Pengalaman, fakta, pengamatan, dan analisa yang mengacu pada tugas dan fungsi diplomat telah dijabarkan dengan baik oleh dua puluh satu tulisan di atas.

Reporter Biro Eropa: Zaynita Gibbons
Editor: Mulyono Sri Hutomo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *