Wina, indomaritim.id – Duta Besar Indonesia untuk Austria dan Slovenia/Wakil Tetap RI di PBB, Dr. Darmansjah Djumala membagikan pengalamannya mengemban tugas sebagai diplomat kepada mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional (HI), FISIP, Universitas Sriwijaya melalui acara webinar bedah buku “Diplomasi: Kiprah Diplomat Indonesia di Mancanegara”, Senin, (5/4/2021).
“Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi diplomasi, salah satunya reporting, para diplomat harus menyertakan analisa dan penilaian situasi dalam laporan peristiwa di negara setempat, Secara kumulatif pengalaman, pengamatan dan penilaian ini menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi publik dan kemudian dikumpulkan serta diterbitkan dalam satu buku yang mencakup rentang waktu tugas lebih dari 35 tahun dari 17 diplomat senior Indonesia,” kata Dr. Darmansjah Djumala.
Dr. Darmansjah Djumala sebagai editor buku yang dibedah, tekankan bahwa Duta Besar sebagai wakil dari negara, pemerintah, dan Presiden di wilayah negara sahabat hadapi berbagai isu politik, ekonomi, sosial budaya, dan perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) yang kerap menjadi wacana publik di tanah air.
Dalam konteks diplomasi bilateral, Duta Besar Djumala juga mengangkat relevansi politik bebas aktif dan gerakan non-blok ditengah dinamika geopolitik internasional yang dituangkan dalam buku melalui pengalaman para Dubes RI untuk Azerbaijan dan Ukraina.
Dalam situasi tersebut, Indonesia mempertahankan prinsip politik bebas aktif dan non-blok dengan menjaga hubungan baik dengan semua negara, ditengah tekanan pengaruh negara besar yang terlibat. Sementara dalam aspek diplomasi multilateral yang “membumi”, Duta Besar Djumala contohkan pengalaman Indonesia sebagai Chairman of the Board of Governors dari IAEA tahun 2017-2018 yang mendorong penggunaan teknologi nuklir bukan untuk berperang tetapi untuk tujuan damai yang berikan manfaat langsung pada rakyat.
Narasumber lain pada acara tersebut adalah Bagas Hapsoro yang pernah menjadi Duta Besar RI untuk Swedia (2016-2020) dan sebagai Pembedah Buku adalah H. Azhar, SH, M.Sc., LL.M, LL.D, Ketua Jurusan Hubungan Internasional, FISIP Unsri.
Pada kesempatan yang sama, Bagas Hapsoro yang pernah menjabat sebagi Dubes di Swedia (2016-2020) dan juga editor buku dimaksud, ingatkan arti penting tujuan kita bernegara yang jelas tertuang dalam alinea 4 pembukaan UUD 1945, antara lain melindungi bangsa, memajukan kesejahteraan, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
” Juga pentingnya sifat inklusif diplomasi Indonesia yang merangkul konstituen dalam negeri membentuk triple helix antara pemerintah pebisnis akademisi, serta pentingnya diplomasi membumi yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat,” kata Bagas Hapsoro.
Dicontohkan Bagas mengenai upaya para Duta Besar RI untuk menarik investasi dan meningkatkan ekspor Indonesia sebagaimana dilakukan oleh para Dubes RI di Mesir, Maroko dan Swedia.
Bagas juga soroti upaya kontekstualisasi norma internasional yang berkembang seperti implementasi toleransi beragama di Vatikan dan keanekaragaman hayati di Finlandia yang relevan dengan situasi dan kondisi di Indonesia.
“Dalam konteks perubahan paradigma pendidikan nasional melalui program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, mahasiswa dituntut untuk tidak saja mendalami kajian teoritis, tetapi juga memperkuat mengenai aspek praktis di lapangan. Kesempatan bertemu langung dan berdiskusi dengan para editor buku merupakan sesuatu yang tidak ternilai harganya” sambut H. Azhar, sebagai Pembedah Buku pada acara webinar tersebut.
Pada webminar tersebut, Ketua Jurusan Hubungan Internasional, FISIP Unsri, H. Azhar, SH, M.Sc., LL.M, LL.D, soroti berbagai contoh-contoh aplikatif prinsip politik bebas aktif dan non-blok dalam teori hubungan internasional di dalam buku yang menjadi pembahasan.
Beberapa contoh yang diangkat Azhar antara lain pentingnya diplomasi nuklir yang membumi ditengah masih lemahnya perjanjian hukum internasional yang ada, aplikasi isu human security dengan menjadikan Indonesia sebagai inspirasi kemajemukan umat beragama dunia melalui peristiwa Deklarasi Roma, upaya perlindungan WNI di luar negeri, berbagi pengalaman proses perdamaian Aceh, serta inisiatif dan upaya para Duta Besar penulis buku dalam memajukan ekspor dan investasi yang dapat digali lebih lanjut oleh Unsri pada kesempatan lain di masa mendatang.
Reporter Biro Eropa: Zaynita Gibbons
Editor: Mulyono Sri Hutomo