Dubes Djumala: “Menulis adalah cara sederhana memaknai sejarah”

oleh
Darmansjah Djumala

Wina, indomaritim.id – “Menulis adalah cara sederhana memaknai sejarah. Dengan menulis dan mempublikasikan ide dan pemikiran terkait diplomasi dan politik luar negeri kepada khalayak, berarti diplomat telah berkontribusi dalam wacana publik dan akademik. Dalam banyak peristiwa politik internasional, diplomat sering menjadi saksi sejarah, bahkan pelaku sejarah. Ketika kesaksian itu dituangkan dalam bentuk tulisan dan dibukukan maka ia dapat mejadi bahan pembelajaran untuk masa depan. Sejatinya, itulah cara sederhana memaknai sejarah.” Demikian disampaikan Darmansjah Djumala, Duta Besar atau Wakil Tetap RI untuk Austria, Slovenia, dan PBB di Wina, pada acara bedah buku karyanya berjudul “Diplomasi Membumi: Narasi Cita Diplomat Indonesia”. Bedah Buku yang diselenggarakan secara virtual menggunakan platform Zoom ini, diselenggarakan oleh Prodi Hubungan Internasional FISIP UNPAD, pada (7/7/2021), dihadiri sekitar 128 peserta dari kalangan akademisi dan perwakilan RI di Asia dan Eropa. 

Buku tersebut merupakan kumpulan sejumlah artikel yang pernah ditulis oleh Djumala di berbagai media nasional, terdiri dari 8 bagian, 112 artikel yang ditulis dalam rentang waktu 40 tahun sejak masih mahasiswa, selama berkarir di Kementerian Luar Negeri RI, hingga menjadi Duta Besar RI di Polandia dan kini sebagai Duta Besar atau Wakil Tetap RI untuk Austria, Slovenia, dan PBB. Artikel-artikel memuat ide dan pemikiran terhadap berbagai isu nasional, regional dan global, serta isu khusus tematik, yang diteropong dalam perspektif diplomasi dan politik luar negeri.

“Saya termotivasi untuk membukukan seluruh artikel yang pernah ditulis atas dorongan dari para sahabat. Menuangkan pemikiran, asa, dan cita dalam bentuk tulisan dimaksudkan untuk berbagi pengetahuan dengan publik dan dunia akademik sebagai  food for thought dalam upaya membangun sinergi untuk pengembangan ilmu pengetahuan,” lebih lanjut disampaikan Djumala. 

Dalam kata sambutan pembukaannya, Dekan FISIP UNPAD, Widya Setiabudi, menggambarkan penulis sebagai seorang yang tidak hanya pandai berbicara seperti umumnya diplomat, tetapi juga terampil menulis. Dubes Djumala memiliki ciri khas, yaitu seorang diplomat yang memiliki kemampuan untuk “membumikan” dan menyederhanakan bahasa diplomasi dan analisisnya diletakkan dalam bingkai dan konteks politik luar negeri Indonesia. Dubes Djumala juga mampu menerjemahkan konsep dan praxis diplomasi dan politik luar negeri yang rumit ke dalam bahasa populer sehingga mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat Indonesia” tutur Widya dalam sambutannya. 

Terkait pilihan judul buku “Diplomasi Membumi”, Dubes Djumala menjelaskan bahwa buku tersebut ingin menggambarkan bahwa sejak era Presiden Jokowi dan Menlu Retno diplomasi membumi telah menjadi iconic feature dari diplomasi RI. Diplomasi membumi adalah pelaksanaan politik luar negeri yang memberi manfaat konkret dan tidak berjarak dengan kepentingan rakyat. Pemerintah telah menjadikan jalur-jalur diplomasi baik multilateral dan bilateral yang lebih membumi, yaitu bermanfaat langsung untuk rakyat. Baik jalur diplomasi multilateral maupun bilateral bisa diorientasikan dan diaplikasikan dalam pelaksanaan diplomasi membumi, seperti promosi TTI (trade, tourism and investment), perlindungan WNI, capacity building, bantuan teknik, dan bantuan pembangunan lainnya. Diplomasi TTI juga harus go beyond TTI itu sendiri. Bukan untuk sekedar menarik investasi, mengundang wisatawan, atau meningkatkan perdagangan saja. Lebih dari itu, TTI harus juga diarahkan untuk kepentingan strategis makro politik, seperti menjaga kedaulatan negara melalui kerja sama pembangunan pulau-pulau terluar,“ lanjut Djumala. 

Kumpulan tulisan antara lain memuat penjelasan mengenai peta jalan dan visi yang membumikan politik luar negeri, diplomasi dalam tafsir Trisakti, dan diplomasi yang mempromosikan citra Indonesia sebagai negara demokrasi, muslim moderat, toleran, multikultural dan menghargai keberagaman. Selain itu juga membahas konsep diplomasi membumi, perkembangan diplomasi dan konflik di berbagai kawasan, diplomasi isu nasional, regional dan global, serta isu terorisme, diplomasi nuklir, pemuda, lingkungan dan pembangunan, yang  kebanyakan dibahas dalam konteks diplomasi dan politik luar negeri.

Dalam menulis buku tersebut, Dubes Djumala terinspirasi oleh adagium latin kuno  “verba volant scripta manent”, yang artinya terucap mudah lenyap, tercatat pasti melekat. Buku mencatat rangkaian sejarah diplomasi untuk menjadi referensi publik. “Setiap masalah yang berkembang di suatu negara selalu memiliki aspek diplomasi dan politik luar negeri, itulah yang saya soroti dalam berbagai tulisan.  Seperti pandemi yang menguji sistem globalisasi dan Covid-19 yang juga menjadi ajang pertarungan rivalitas ideologi, yang dapat dilihat dalam konteks rivalitalis geopolitik,“ tegas Djumala.  

Hadir sebagai pembahas Teuku Rezasyah, dosen Prodi Hubungan Internasiona UNPAD yang berpendapat bahwa “Dubes Djumala memiliki kemampuan menarasikan dengan baik, tidak saja membumikan praktek diplomasi tetapi juga pemikiran-pemikiran tentang diplomasi tersebut. Buku ini memiliki kredibilitas yang sangat tinggi karena ditulis oleh seorang diplomat yang sedang memperjuangkan kepentingan nasional RI di berbagai belahan bumi dan memuat sambutan dari Presiden RI dan Menlu RI, serta pengantar dari Prof. Azyumardi Azra yang secara khusus menyebut buku ini sebagai relatif sempurna,“ papar Teuku.

“Buku ini unik karena memiliki catatan editor yang membantu kalangan awam untuk memahami diplomasi mulai dari awal diplomasi perjuangan, diplomasi dari masa Presiden Soeharto ke SBY, hingga Presiden Joko Widodo. Penulis walaupun bertugas di dalam maupun di luar negeri, senantiasa peka dengan perkembangan lingkungan internasional, berikut dampaknya terhadap pembangunan di dalam negeri Indonesia,“ lanjut penanggap. Rezasyah  juga berharap buku ini dapat menjadi rujukan yang tepat bagi kalangan akademisi dan praktisi diplomasi di Indonesia serta menjadi pemantik bagi berbagai kalangan untuk memperkaya pengetahuan mengenai diplomasi secara umum.

Pada sesi diskusi dan tanya jawab, Dr. Djumala berkesempatan membahas lebih lanjut terkait proses perumusan kebijakan diplomasi, citra seorang diplomat, peran masyarakat Indonesia di luar negeri dalam diplomasi RI, dan contoh pelaksanaan diplomasi ekonomi yang membumi. Beberapa pertanyaan yang mengemuka antara lain terkait proses perumusan kebijakan politik luar negeri dan diplomasi serta perkembangan pandemi yang memunculkan fenomena arus balik globalisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *