Guspurla Koarmada III Latihan ‘Peran Tempur’ di Batas Pulau Terluar NKRI

oleh
Gugus Tempur Laut Komando Armada (Guspurla Koarmada) III melaksanakan latihan “Peran Tempur Bahaya Udara” di perairan pulau terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pulau Bras, Kepulauan Mapia, Samudera Pasifik. Foto: Dispen Koarmada III
Gugus Tempur Laut Komando Armada (Guspurla Koarmada) III melaksanakan latihan “Peran Tempur Bahaya Udara” di perairan pulau terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pulau Bras, Kepulauan Mapia, Samudera Pasifik. Foto: Dispen Koarmada III

Sorong, indomaritim.id Gugus Tempur Laut Komando Armada (Guspurla Koarmada) III melaksanakan latihan “Peran Tempur Bahaya Udara” di perairan pulau terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni Pulau Bras, Kepulauan Mapia, Samudera Pasifik, Minggu (29/8/2021). Latihan tersebut melibatkan KRI R.E. Martadinata-331 dan Pesawat Patroli Maritim P-8303.

Panglima Komando Armada RI III, Laksamana Muda TNI Irvansyah, S.H., CHRMP., M.Tr. Opsla, menegaskan kepada unsur-unsur operasional Koarmada III agar senantiasa melaksanakan berbagai macam latihan “Peran Tempur” di wilayah operasi untuk mempertahankan dan meningkatkan naluri tempur prajurit.

Latihan “Peran Tempur Bahaya Udara” ini merupakan bagian “Operasi Garda Tirta-21” dibawah kendali Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada III, Laksma TNI Retiono Kunto H., S.E., tepatnya pada saat KRI R.E. Martadinata-331 bergerak patroli menuju salah satu pulau terluar NKRI di Samudera Pasifik yaitu Pulau Bras – Kepulauan Mapia, yang berlokasi sekitar 206 km utara Kota Manokwari.

Dalam latihan tersebut, KRI R.E. Martadinata-331 mengendalikan pesawat udara Patmar P-8303 menjalankan dua tugas, yaitu tugas pertama kerja sama taktis antara KRI dan pesud patmar. Secara teknis, pesawat udara Patmar P-8303 berperan sebagai kepanjangan mata KRI dengan memperbesar jarak jangkau deteksi dan identifikasi kontak-kontak permukaan. Kerja sama taktis KRI dan Pesud ini dilakukan untuk menyusun gambaran situasi permukaan seaktual mungkin, sehingga dapat diambil tindakan yang diperlukan dalam waktu yang memadai.

Tugas kedua adalah latihan tempur, dimana pesud patmar P-8303 berperan sebagai sebagai simulasi musuh dan R.E. Martadinata-331 melaksanakan pertahanan udara. Latihan peran tempur bahaya udara ini dilakukan hingga tingkat akuisisi target dengan radar tracker STINGEO dan meriam 76 mm OSRG.

Tujuannya untuk melatih kesiapsiagaan personel anak buak kapal perang dan pesawat udara TNI AL dalam menghadapi peperangan udara yang bersifat cepat dan menentukan.

Komandan KRI R.E. Martadinata-331 Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz, MaritimePol., M.Tr.Hanla, mengatakan bahwa kerja sama taktis dan latihan tempur tersebut penting dan rutin dilakukan oleh KRI R.E. Martadinata-331 bersama dengan unsur udara kawan lainnya, agar dapat terus mempertahankan kesiapan operasi dalam mendukung tugas-tugas TNI dan TNI AL.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *