Indonesia Apresiasi Hasil Kerja Sama Monitoring Ledakan Pada Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir

oleh
Indonesia apresiasi hasil kerja sama monitoring ledakan pada Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir

Wina, indomaritim.id – Kontribusi Indonesia dalam turut berperan memonitor uji coba nuklir Komisi Persiapan Organisasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir (CTBTO) tercatat dalam laporan Sekretaris Eksekutif organisasi ini pada Sesi ke-57 Komisi Persiapan yang berlangsung di Wina, Austria (11/11/2021).

Dalam pernyataan nasional yang disampaikan Kuasa Usaha ad Interim / Charge D’affairs Perutusan Tetap Republik Indonesia di Wina, Austria, Akio Alfiano Tamala, delegasi Indonesia mencatat bahwa data dari aktifitas verifikasi pada semester pertama 2021 melalui berbagai stasiun monitoring di dunia, termasuk data yang dihasilkan oleh beberapa fasilitas stasiun di Indonesia, secara keseluruhan tercatat tetap tinggi.

Stasiun-stasiun yang disertifikasi CTBTO ini merekam data-data yang dapat menunjukkan upaya uji coba nuklir yang akan diolah pada International Data Center di markas CTBTO di Wina, Austria.  Indonesia sendiri memiliki enam fasilitas monitoring pendukung seismik yang telah mendapat sertifikasi oleh Sekretariat CTBT, yaitu di Sorong, Jayapura, Baumata, Kappang, Parapat dan Lembang.

Dalam kesempatan ini, Indonesia juga kembali dorong negara-negara, terutama negara dalam Annex II CTBT, untuk menadatangani dan meratifikasi Traktat ini untuk memastikan keberlakuan (entry into force) dan tercapainya universalisasi Traktat CTBT. Negara-negara diajak untuk dorong kemauan politik untuk segera mempercepat pemberlakuan dan universalisasi Traktat sesegera mungkin.

Di bidang peningkatan kapasitas khususnya bagi negara berkembang, Indonesia tekankan agar program pelatihan bagi ilmuwan dan operator stasiun monitoring terus diberikan. Pelatihan diperlukan untuk terus meningkatkan kapasitas negara-negara dalam mendukung aktifitas verifikasi CTBT sekiranya Traktat ini mulai diberlakukan.

Pandemi telah menyebabkan beberapa kegiatan pembangunan kapasitas CTBTO tertunda dan beberapa dilakukan secara virtual. Delegasi Indonesia meminta agar kegiatan-kegiatan yang tertunda dan pelaksanaan pelatihan secara in person dapat dilakukan kembali segera setelah situasi memungkinkan.

KUAI Alfiano Tamala juga menekankan agar dalam hal sumber daya manusia organisasi, Sekretariat CTBT harus terus memegang prinsip keseimbangan geografis dan gender pada semua tingkatan posisi dalam organisasi.

Preparatory Commission (PrepCom) CTBTO merupakan organisasi yang dibentuk tahun 1996 dan bermarkas di Wina serta ditujukan untuk mempersiapkan organisasi CTBTO jika Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir mulai diberlakukan. PrepCom dibiayai oleh negara-negara, termasuk Indonesia, untuk memastikan pelarangan ledakan nuklir termasuk dalam membentuk rezim verifikasi global. Pertemuan pleno Preparatory Commission CTBTO berlangsung dua kali dalam setahun, dan sesi ke-57 ini berlangsung 10-12 November 2021.

Reporter: Zeynita Gibbons

Editor: Haresti Amrihani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *