Jakarta, indomaritim.id – Guru Besar Universitas Pertahanan, Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio menjadi pembicara pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Bidang Strategi TA. 2021 bertema“Strategi Militer Pertahanan Negara Kepulauan” yang diselenggarakan oleh Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) menggelar secara virtual dari Gedung R.E. Martadinata Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Kamis (4/3/2021).
Pada kesempatan tersebut, Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio yang menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 2012 hingga 2015 ini menyampaikan, Indonesia harus memperkuat sistem keamanan maritim dan juga membangun kerja sama dengan negara-negara kepulauan atau maritim lainnya untuk semakin meningkatkan kekuatan maritimnya.
Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio juga menjelaskan tentang Strategi Perang Laut Nusantara (SPLN). “UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 3 ayat (2) disebutkan pertahanan negara disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan,” ujarnya.
“Tiongkok semakin agresif dalam perselisihan di Laut Natuna Utara melawan Amerika Serikat dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Demi memperkuat angkatan militernya, Tiongkok bahkan baru saja mengesahkan Undang-Undang yang memperbolehkan penjaga pantai di wilayah perairan Luat Natuna Utara untuk menembaki kapal asing yang berani masuk,” jelasnya.
Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio menambahkan, untuk mengurangi ketegangan di LCS, Indonesia menggagas konsep perdamaian lewat konsep Indo-Pasifik. Konsep tersebut dijadikan sebagai panduan dalam pengembangan kerjasama ASEAN dengan negara lain di wilayah Indo Pasifik.
“Konsep Indo Pasifik lahir dari pandangan visioner bahwa ancaman, kompetisi keras di antara negara-negara besar Asia Pasifik di Samudera Hindia,” kata Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio
Ia menambahkan, konsep Indo Pasifik dijadikan sebagai panduan dalam pengembangan kerjasama ASEAN dengan negara lain di wilayah Indo Pasifik. Konsep Indo Pasifik juga meningkatkan pengaruh ASEAN untuk melunakkan pertarungan negara-negara besar.
“Mengutamakan dialog daripada persaingan merupakan implementasi Konsep Indo Pasifik, dan kerjasama ASEAN dimanfaatkan untuk menambah ketahanan setiap anggota dan ASEAN secara keseluruhan,” ujar Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio.
Acara FGD Bidang Strategi TA. 2021 yang dilaksanakan satu hari ini menghadirkan pembicara atau narasumber antara lain Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman Dr. Arif Havas Oegroseno, S.H., M.H., Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio dan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, dengan moderator Wakapusjianmar Seskoal Kolonel Laut (P) Salim, S.E.
Kegiatan dibuka oleh Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Dr.Iwan Isnurwanto, S.H., M.A.P., M.Tr (Han) diikuti oleh Wadan Seskoal Laksamana Pertama TNI Imam Musani, S.E., M.Si., M.Tr.Opsla., Kapusjianmar Seskoal Laksamana Pertama TNI Suharto, S.H., M.Si (Han)., Kakoordos Seskoal Laksamana Pertama TNI Judijanto,S.T., M.Si., M.A.,CHRMP., Dirjianstraops Seskoal Kolonel Laut (P) Avianto Rooswirawan, S.E., M.Si., para Pejabat Utama Seskoal, para Patun Dosen Seskoal, mahasiswa program Sit In Seskoal yang merupakan Mahasiswa Program Doktoral Universitas Pertahanan dan Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan Reguler (Dikreg) Seskoal Angkatan ke-59 TA 2021.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga