Jakarta, Indomaritim.id – Kapal patroli milik Bakamla RI KN Belut Laut-4806 turut membatu pencarian dan pertolongan Search and Rescue (SAR) korban gelombang Tsunami yang melanda perairan Selat Sunda, di dua wilayah yakni Provinsi Banten dan Lampung, Minggu (23/12/2018).
Dilansir dari laman bakamla.go.id, Kepala Bakamla RI Laksamana Madya A. Taufiq R., yang sedang melakukan kunjungan bilateral di Vietnam, memerintahkan jajaran Bakamla RI membantu proses evakuasi korban.
Direktur Operasi Laut Bakamla, Laksamana Pertama Nursyawal Embun mengerahkan unsur kapal patroli dan membentuk Tim Satuan Tugas khusus guna membantu proses pencarian dan pertolongan terhadap korban bencana gelombang tsunami di wilayah Banten dan Lampung.
Baca Juga: Diplomasi Maritim Akhir Tahun, Laksamana Madya A. Taufiq R Kunjungi Indian Coast Guard
Saat itu juga, KN Belut Laut-4806 yang sedang melaksanakan tugas operasi di sekitar perairan Laut Jawa langsung bergerak menuju lokasi bencana. Sejak Minggu pagi, kapal patroli Bakamla RI yang dikomandani Letkol Bakamla Heni Mulyono itu sudah berada di Perairan Banten untuk melakukan bantuan SAR.
Selain mengerahkan satu kapal patroli, Bakamla RI juga mengerahkan satuan tugas khusus yang terdiri dari dua Tim Unit Reaksi Cepat Laut (URCL) beranggotakan 14 personel yang memiliki kualifikasi penyelam, SAR permukaan dan bawah air.
Tim URCL diperkuat dengan dua unit kendaraan air cepat Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB), delapan set alat selam, serta sarana dan prasarana pendukung SAR lainnya. Tim Satgas Khusus ini dipimpin oleh Komandan URCL Letkol Bakamla Puadi Hasani.
Satu tim URCL bergerak dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT 2) Tanjung Priuk, Jakarta menuju Perairan Banten, Minggu (24/12/2018) sekitar pukul 15.00 WIB.
Sekitar satu jam Tim URCL melakukan perjalanan lintas laut menyusuri pesisir Utara Laut Jawa. Tim tersebut memang sempat menghadapi hambatan akibat cuaca di laut saat itu kurang bagus.
“Gelombang air laut di pesisir Utara Laut Jawa sekitar Tanjung Pasir saat itu cukup tinggi dengan ketinggian ombak dua meter, ditambah kecepatan angin yang mencapai 20 knot”, kata Letkol Bakamla Puadi Hasani, Komandan Tim URCL.