KBRI London dan Indonesia Investment Authority Paparkan Peluang Investasi Sektor Infrastruktur dan Energi Terbarukan

oleh
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Londong, Inggris, menggelar kegiatan Business Briefing “Indonesia Investment Authority: Game Changer for Indonesian Investment”. Foto: KBRI London
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Londong, Inggris, menggelar kegiatan Business Briefing “Indonesia Investment Authority: Game Changer for Indonesian Investment”. Foto: KBRI London

London, indomaritim.id – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Londong, Inggris, menggelar kegiatan Business Briefing “Indonesia Investment Authority: Game Changer for Indonesian Investment” secara virtual, Rabu (7/4/2021). Acara yang diselenggarakan KBRI London bekerjasama dengan UK-ASEAN Business Council (UKABC), dan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) London dimoderatori oleh Baroness Neville-Rolfe, Chair UKABC.

“Pemerintah Indonesia telah membentuk lembaga sovereign wealth fund bernama Indonesia Investment Authority (INA) untuk menarik investasi di sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama sektor infrastruktur,” kata Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia, Desra Percaya.

Pada acara yang diikuti 72 perserta yang meruakan pelaku bisnis jasa keuangan di Inggris, konsultan, pemerintahan, akademisi dan think tank ini, Duta Besar Desra Percaya memaparkan informasi terkni iklim investasi di Indonesia.

“Untuk mempermudah prosedur investasi di Indonesia, pemerintah telah menetapkan 51 dari total 54 aturan pelaksanaan omnibus law,” ujarnya.

Prime Minister’s Trade Envoy to Indonesia, Malaysia, the Philippines and the AEC, Richard Graham MP yang turut hadir pada kegiatan ini menyambut baik dibentuknya lembaga SWF di Indonesia mengingat negara-negara lain sudah lebih dulu memilikinya.

Graham memaparkan pentingnya SWF terutama saat krisis ekonomi dan perannya dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Graham menambahkan pembentukan INA merupakan langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan investasi Inggris di infrastruktur Indonesia.

Narasumber utama pada kegiatan ini, Dr. Ridha Wirakusumah, CEO Indonesia Investment Authority (INA), memaparkan keunggulan-keunggulan utama berinvestasi di Indonesia melalui INA. Pembentukan INA didasarkan pada UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, sedangkan tata kelola dan operasionalisasi INA didasarkan pada PP No. 74 tahun 2020.

“Selain memiliki dasar hukum dan aturan yang jelas, berinvestasi melalui INA akan memberikan pemahaman lebih dalam tentang kesempatan bisnis di Indonesia,” ujar Ridha Wirakusumah.

Ridha menambahkan, melalui INA pebisnis dan investor juga akan mendapatkan akses terhadap mekanisme menuju kesepakatan pada aset strategis proyek pemerintah dan aset BUMN hingga arus kesepakatan kepemilikan di sektor-sektor lainnya.

Ridha Wirakusumah juga menekankan Environmental, Social and Global governance (ESG) merupakan standar dasar untuk pendekatan investasi.

Saham ekuitas, jelas Ridha, menjadi karakteristik utama INA. Tata kelola dan skema dana individu dalam INA akan dikembangkan bersama dan disepakati dengan investor co-sponsor utama.

“Kelembagaan INA yang diisi oleh tokoh-tokoh kompeten dibidang investasi akan meningkatkan kepercayaan investor pada level nasional dan global,” kata Ridha Wirakusumah.

Sesi diskusi pada kegiatan ini membahas tentang komitmen INA terhadap green finance terutama carbon tax yang menarik perhatian pasar global. Sementara peraturan terkait carbon trading saat ini masih dalam proses perancangan.

Pada sesi diskusi juga dibahas prioritas pemerintah Indonesia dalam penyerapan investasi untuk sektor transportasi terutama bandara, mengingat sektor ini perlu disiapkan untuk memenuhi permintaan saat ekonomi pulih pasca pandemi.

Reporter Biro Eropa: Zaynita Gibbons
Editor: Mulyono Sri Hutomo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *