Wina, indomaritim.id -Konsep ekonomi linier yang hanya berfokus pada prinsip ‘ambil – pakai – buang’ dinilai sudah tidak relevan karena tidak dapat berkontribusi menjawab tantangan perubahan iklim yang saat ini dihadapi umat manusia. Oleh karenanya, sekitar tahun 2000-an, terdapat suatu konsep model pembangunan berkelanjutan yang dikenal nama circular economy atau ekonomi sirkular. Konsep ini berprinsip bahwa produk dan bahan yang biasanya dibuang karena telah melewati masa pakai efektifnya justru didaur ulang, diperbaiki atau digunakan kembali.
Konsep ekonomi sirkular sangat relevan untuk diterapkan dalam sektor industri khususnya guna mendorong pembangunan industri berkelanjutan yang dapat menyeimbangkan perolehan manfaat dari sisi ekonomi dan dari sisi pelestarian lingkungan.
Guna turut mendorong implementasi ekonomi sirkular bagi sektor industri Indonesia, KBRI/PTRI Wina telah menyelenggarakan webinar dengan tema “Circular Economy: Industri Berkelanjutan Berdimensi Ekonomi dan Lingkungan” pada hari Rabu, 28 April 2021. Webinar yang diselenggarakan secara virtual ini diikuti lebih dari 110 peserta yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yang wakil dari instansi pemerintah terkait, pelaku bisinis, akademisi, dan pemerhati ekonomi sirkular di Indonesia.
“Konsep ekonomi sirkular memiliki potensi yang besar jika dapat diterapkan secara baik di dunia industri Indonesia. Berdasarkan laporan Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2021, beberapa manfaat yang akan didapat dari implementasi ekonomi sirkular di beberapa bidang industri antara lain adalah bertambahnya produk domestik bruto (PDB) Indonesia, terciptanya lapangan pekerjaaan baru dan tercapainya target penurunan emisi gas rumah kaca pada tahun 2030,“ ujar Dubes RI untuk Austria, Slovenia dan PBB di Wina, Dr. Darmansjah Djumala dalam sambutan pembukaannya.
Dubes Djumala juga menyampaikan harapan agar konsep ekonomi sirkular ini dapat diterapkan secara optimal di masa depan pada sektor industri Indonesia sehingga pada akhirnya dapat turut mendukung Pemerintah RI dalam upayanya untuk memajukan UMKM dan membangun Industri 4.0.
Webinar menghadirkan perwakilan dari United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) yakni Mr. Stephan Sicars sebagai pembicara kunci dan Ms. Nilgun Tas dan Dr. Edward Clarence Smith sebagai narasumber yang menyampaikan mengenai prinsip dasar, praktik terbaik serta saran kebijakan tentang implementasi ekonomi sirkular.
Dari pemangku kepentingan nasional, hadir Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, R Hendro Martono sebagai narasumber yang menyampaikan berbagai upaya yang telah dan sedang dilakukan Pemerintah RI dalam implementasi ekonomi sirkular di dunia industri khususnya UMKM dan dalam mewujudkan industri 4.0. Selain itu, Direktur Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual Kemenlu, Agustaviano Sofjan, juga turut berkontribusi sebagai Pembahas dengan memberikan tanggapan atas pemaparan narasumber dari UNIDO dan Kemenperin dari perspektif arah kebijakan luar negeri Indonesia terkait ekonomi khususnya dalam konteks kerja sama multilateral.
Sebagai catatan, saat ini Indonesia turut terlibat aktif dalam proses Konsultasi Global Ekonomi Sirkular di forum UNIDO. Terkait hal ini, terdapat dukungan dalam sesi diskusi webinar agar diplomasi Indonesia dapat difokuskan untuk memastikan agar implementasi dari sirkular ekonomi di masa depan dapat benar-benar memberi manfaat nyata dari sisi ekonomi dan lingkungan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Reporter: Zaynita Gibbons