Kreativitas pelaku usaha penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0, termasuk yang terjadi di Indonesia. Istilah Revolusi Industri 4.0 kali pertama dicetuskan di Jerman, untuk menyebutkan fenomena penggunaan teknologi infomasi di sektor industri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta.
Lalu, apa yang dimaksud dengan Revolusi Industri 4.0? Dikutip dari laman binus.ac.id, Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Automatisasi dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya. Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah smart factory.
Tidak hanya itu, saat ini pengambilan ataupun pertukaran data juga dapat dilakukan tempat waktu saat dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan yang berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama terhubung dengan internet.
Dalam menyongsong era industri digital, pemerintah juga menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai USD100 miliar dan total nilai ecommerce sebesar USD130 miliar.
Wirausaha, Semangat Untuk Mandiri
Wirausaha berarti sebuah usaha yang dilakukan secara mandiri dan berani untuk memenuhi kebutuhan diri atau kelompok dengan melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan ekonominya melalui berbagai cara.
Wirausahawan adalah seseorang yang mampu melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut untuk memulai suatu bisnis yang baru, khususnya kreativitas pelaku usaha.
Baca Juga: Kewirausahaan dan Globalisasi, Peluang Usaha Bagi Generasi Muda
Atau kemampuan setiap orang untuk menangkap setiap peluang usaha, dan dimanfaatkanya sebagai lahan usaha, atau bisnis dan seluruh waktunya dicurahkan untuk menemukan peluang-peluang bisnis
Dari pembentukan kata, wirausaha terdiri dari kata wira yang artinya berani dan usaha yakni kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud.
Wirausaha merupakan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan individu atau kelompok untuk memperoleh barang dan atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidupnya dengan saling mempertukarkan atau menukarnya dengan mata uang.
Pelaku wirausaha, melakukan usaha baru dengan menggunakan prinsip ekomomi yakni mengeluarkan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan memproduksi barang atau jasa.
Produk atau jasa mungkin dapat terlihat unik ataupun tidak, tetapi dengan berbagi cara nilai akan dihasilkan oleh seseorang pengusaha dengan menerima dan menempatkan keterampilan dan sumber daya yang dibutuhkan.
Seorang pelaku wirausaha bekerja atas inisiatifnya sendiri, dan tidak terikat dengan sebuah lembaga. Untuk dapat mencapai kesuksesan, kerja keras merupakan modal yang harus dimiliki seorang wirausahawan.
Minimal ada tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh generasi milenial, yakni bahasa Inggris, coding, dan statistik. Dalam industri digital, khususnya bagi kreativitas pelaku usaha, bahasa yang digunakan adalah coding, baik itu dalam ekosistem Android maupun IoS. Kemudian juga digunakan dalam internet of things dan artificial intelligence.
Generasi Milenial Terapan Kreativitas Ekonomi Digital
Pemerintah Indonesia, terus terus mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam memasuki era revolusi industri 4.0.
Program berupa reskilling (pelatihan kemampuan baru) dan upskilling (peningkatan kemampuan) menjadi kunci pengembangan SDM yang berkualitas dalam mengimplementasikan ekonomi digital.
Generasi milenial sangat berperan penting dalam menerapkan industri 4.0, khususnya untuk mendorong kreativitas pelaku usaha. Apalagi, Indonesia akan menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030.
Artinya, sebanyak 130 juta jiwa yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital.
Minimal ada tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh generasi milenial, yakni bahasa Inggris, coding, dan statistik.
BUMN Jasa Raharja Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Jasa Raharja merupakan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang menjalankan program perlindungan dasar terhadap korban kecelakaan penumpang angkutan umum dan lalu lintas jalan.
Tugas pokok Jasa Raharja adalah menyerahkan Santunan bagi Korban Kecelakaan alat angkutan umum Darat, Laut dan Udara dan korban kecelakaan lalu lintas jalan sebagai wujud kehadiran negara dalam memberikan perlindungan dasar.
Direktur Operasional Jasa Raharja, Amos Sampetoding mengatakan sampai dengan April 2019 Jasa Raharja telah menyerahkan santunan sebesar Rp.820,20 Milyar dengan aktivitas naik sebesar 5,19 % dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp.779,75 Milliar, Rabu (22/05/19).
Pelayanan yang diberikan Jasa Raharja kepada masyarakat korban kecelakaan lalu lintas tersebar di 29 Kantor Cabang, 63 kantor perwakilan, 67 Kantor Pelayanan Jasa Raharja (KPJR), dan 1.560 SAMSAT
“Revolusi industri 4.0 menjadi sebuah peluang bagi kami untuk melakukan transformasi pelayanan berupa digitalisasi transaksi keuangan,” kata Amos Sampetoding.
Baca Juga: Globalisasi: Pengertian, Dampak dan Manfaat
Jasa Raharja telah melakukan penyerahan santunan dengan sistem cashless, dimana santunan langsung ditransfer ke rekening korban/ ahli waris korban melalui virtual account. Jasa Raharja telah bekerja sama dengan bank pemerintah sehingga pembayaran bisa dilakukan pada hari Sabtu/ Minggu/ hari libur.
“Dalam bidang pelayanan kami telah memiliki tolak ukur analisa dan evaluasi kecepatan pelayanan berupa objek penilaian antara lain kecepatan penyelesaian korban meninggal dunia, penyelesaian korban kecelakaan, pembayaran secara transfer ke rekening rumah sakit, kecepatan pembayaran ke rumah sakit sejak pasien keluar dari rumah sakit dan dilakukan survei pasca bayar,” ujarnya.
“Selain melakukan transformasi di bidang pelayanan, kami juga melakukan Transformasi digital di bidang pendapatan (SW dan IW),” lebih lanjut Amos menuturkan.
Adanya ekspektasi masyarakat yang tinggi dan tuntutan pelayanan yang bersifat cepat, sederhana, bebas pungutan, dekat dan mudah, mendorong Jasa Raharja bersama Tim Pembina Samsat bersinergi melakukan transformasi pelayanan melalui Samsat Online Nasional.
Samsat Online Nasional bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat yang mencerminkan pola Good Government Services dengan cara mengimplementasikan inovasi pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) serta pengesahan STNK yang berbasis self service, yang mengedepankan Fungsi Keamanan, Integrasi, dan Otomatisasi.
Sebagai upaya untuk memonitor pendapatan secara real time, Jasa Raharja memiliki Aplikasi Monitoring Data Pendapatan (MONITA) melalui aplikasi ini memudahkan evaluasi manajemen terhadap pencapaian target penerimaan, Sehingga tercapai zero outstanding.
Sedangkan guna optimalisasi pendapatan kami telah melakukan sinkronisasi data host to host dengan ASDP, PELNI, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Damri, dan KAI.
Inovasi digital yang baru saja diluncurkan pada tanggal 3 Mei 2019 yaitu Aplikasi JRku yang dapat diunduh di Google Play Store untuk android dan App Store untuk IOS, aplikasi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena dengan aplikasi ini masyarakat dapat mengajukan santunan secara online, mengecek masa berlaku SWDKLLJ.
Melalui aplikasi ini masyarakat dapat melaporkan apabila ada kecelakaan alat angkutan umum dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi serta memberikan informasi daerah rawan kecelakaan agar pengguna lain dapat berhati hati apabila melalui daerah tersebut.