Jakarta, indomaritim.id – KRI Usman Harun-359 memperbarui sistem TACTICOS Combat Management System, radar pengawasan udara dan permukaan SMART-S Mk2. KRI Usman Harun-359 fregat ringan multi fungsi mulai mengaruni laut Indonesia pada Hari Ulang Tahun ke-69 TNI, 7 Oktober 214 silam.
Pembaruan sistem juga pada radar STIR EO Mk2 dan sistem pengendalian kebakaran EO, serta sistem multi-tujuan R-ESM taktis Vigile Mk2.
BUMN Len Industri dan Thales telah menandatangani kontrak untuk meningkatkan sistem tempur KRI Usman-Harun beberapa hari lalu. Thales telah memasok sistem tempur untuk semua kapal yang beroperasi untuk Angkatan Laut Indonesia selama 40 tahun terakhir.
Baca Juga: KRI Usman Harun, Kapal Perang yang Membuat Singapura Meradang
“Kontrak ini menegaskan hubungan yang sangat baik antara Republik Indonesia, Len Industri dan Thales,” kata Direktur Thales untuk Indonesia, Erik-Jan Raatgerink.
“Kerjasama ini menguntungkan bagi kemandirian industri pertahanan Indonesia dan meletakkan dasar yang kuat untuk sistem persenjataan angkatan laut di masa depan, baik untuk persenjataan baru, maupun modernisasi,” ujarnya.
BUMN tanah air, Len Industri akan berperan sebagai integrator sistem untuk program Mid Life Modernization (MLM) fregat.
Peningkatan sistem elektronik persenjataan ini diharapkan akan selesai pada akhir 2023 dan akan memperpanjang umur kapal fregat KRI Usman-Harun, yang memiliki usia layanan 15 tahun.
Kedua perusahaan juga memastikan untuk meningkatkan sistem sensor elektronik agar memastikan pemasangan perkembangan terbaru dalam manajemen pertempuran dan sensor untuk kinerja optimal.
Pada bulan Agustus 2018, Thales memutakhirkan korvet kelas Diponegoro milik Angkatan Laut Indonesia melalui pemasangan sonar yang dipasang di lambung kapal.
KRI Usman Harun-359 merupakan satu dari tiga kapal perang yang dipesan Indonesia untuk memenuhi minimum essential force. Dua kapal lainnya, diberi nama KRI Bung Tomo-357 dan KRI John Lie-358.
KRI Usman Harun memiliki berbobot mati 1.940 ton, dengan panjang 95 meter dan lebar 12,8 meter. Kapal itu menggunakan mesin MAN B&W Ruston, yang mampu menghasilkan kecepatan maksimum 31 knot. Daya jelajahnya mencapai 9.000 kilometer, sehingga ideal untuk menjelajahi perairan Indonesia.
Persenjataan kapal yang diawaki 87 perwira, bintara dan tamtama itu tergolong canggih. Di geladaknya ada meriam kaliber 76 mm, kaliber 30 mm, peluncur roket kaliber 324 untuk target kapal atas air, enam tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara Sea Wolf, dua tabung peluru kendali Excocet MM40, dan torpedo anti kapal selam.
Kapal juga dilengkapi perangkat sensor electro optic wapon director yang dapat diset dalam mode multi auto tracker untuk memantau lima sasaran sekaligus dari jarak 18.000 meter. Geladaknya, dapat didarati helikopter untuk misi penyelamatan atau tempur pasukan komando.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga
semoga ke depan alutsista indonesia bisa setara dengan negara negara maju lainnya