Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio Paparkan Pemimpin Berwawasan Nusantara di Acara Achievement Motivation BPH Migas

oleh

indomaritim.id, Jakarta – Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 2012 hingga 2015 yang juga menjadi Guru Besar Ilmu Pertahanan di Universitas Pertahanan menjadi pembicara utama pada Achievement Motivation untuk pegawai Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) di Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Acara Achievement Motivation dibuka oleh Kepala BPH Migas, M Fanshurullah Asa yang meraih penghargaan Wibawa Seroja Nugraha sebagai peserta terbaik dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan 44 (PPRA XLIV) Lemhannas tahun 2010.

Pada acara yang dikemas untuk meningkatkan motivasi pegawai ini, Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio membawakan presentasi bertema “Mencari Pemimpin Nusantara”. Kepada puluhan pegawai BPH Migas, Prof. Dr. Marsetio memparkan karakter pemimpin Indonesia yang berwawasan nusantara dan maritim.

“Pemimpin Indonesia memiliki totalitas memperjuangkan kepentingan negara dan bangsa diatas kepentingan pribadi, kelompok atau golongan. Kemudian memiliki tekad kuat mewujudkan cita-cita nasional Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sesuai Pembukaan UUD 1945,” ujarnya.

“Karakter berikutnya adalah pemimpin yang selalu berfikir, bersikap dan bertindak sebagai negarawan dengan fokus pada aspek maritim,” lanjutnya.

Pada kesempatan ini, Laksamana TNI (Purn) Marsetio juga menyampaikan konsep kepemimpinan militer menurut Jendral Besar Soedirman bahwa orang yang ingin memberi perintah lebih dulu harus diperintah.

“Jendaral Besar Soedirman memberikan contoh sebagai teladan, bahwa seorang pemimpin harus memiliki keberanian dan menanggung resiko,harus memberi tauladan dan harus dekat dengan anak buah dan berjuang bersama dan ditengah mereka,” ujarnya.

Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

Pada kuliah pada Achievement Motivation untuk pegawai Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi menjelaskan konsep Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden Jokowi sebagai agenda pembangunan yang difokuskan pada lima pilar utama.

“Lima pilar poros maritim dunia yakni membangun kembali budaya maritim Indonesia, kedua menjaga sumber daya laut dan menciptakan kedaulatan pangan laut dengan menempatkan nelayan pada pilar utama,” ujarnya.

“Kemudian memberi prioritas pada pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim dan keempat menerapkan diplomasi maritim, melalui usulan peningkatan kerja sama di bidang maritim dan upaya menangani sumber konflik, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, dengan penekanan bahwa laut harus menyatukan berbagai bangsa dan negara dan bukan memisahkan,” ujar Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio.

“Dan pilar kelima adalah membangun kekuatan maritim sebagai bentuk tanggung jawab menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim,” katanya.

Diakhir presentasinya, Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio menegaskan, kejayaan Indonesia sebagai negara maritim sangat ditentukan oleh konsep kesatuan seluruh komponen kekuatan nasional dalam mengeksplorasi sumberdaya nasional.

Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: 
Rajab Ritonga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *