indomaritim.id, Jakarta – Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 2012 hingga 2015 yang juga menjadi Guru Besar Ilmu Pertahanan di Universitas Pertahanan memberikan orasi ilmiah pada pada Penutupan Pendidikan Reguler Seskoal Angkatan Ke-57 TP 2019, bertempat di Auditorium Jos Soedarso, Seskoal, Bumi Cipulir, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019).
Kepada 150 Perwira Menengah pilihan dari seluruh Indonesia dan negara sahabat , Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio menjelaskan materi presentasi ‘Sea Power Indonesia di Era Geomaritim Indo Pasifik’.
“Ada enam elemen penting sea power. Yang pertama adalah posisi geografis, kemudian bentuk fisik, luasnya wilayah, jumlah penduduk, karakter bangsa dan yang terakhir karakter pemerintah,” kata Laksamana TNI (Purn) Marsetio.
“Sea power sebagai input adalah elemen elemen kekuatan nasional di laut antara lain aparat penegak hukum Industri pertahanan maritime, sumber daya alam dan sumber daya manusia,” lanjutnya.
Sedangkan sea power sebagai output, lanjutnya, adalah suatu konsekuensi kemampuan untuk mengelola laut dan kemampuan untuk mempengaruhi tingkah laku dari state or nonstate baik di dan atau lewat laut.
Pada kesempatan ini, Lakasamana TNI (Purn) Marsetio menjelaskan konsep Indonesia sebagai Pors Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden Jokowi sebagai agenda pembangunan yang difokuskan pada lima pilar utama.
“Lima pilar poros maritim dunia yakni membangun kembali budaya maritim Indonesia, kedua menjaga sumber daya laut dan menciptakan kedaulatan pangan laut dengan menempatkan nelayan pada pilar utama,” ujarnya.
Konsep Indo Pasifik dan Kerjasama ASEAN
Dihadapan civitas akademika Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut khususnya lulusan yang terdiri dari 150 Perwira Menengah pilihan dari seluruh Indonesia dan negara sahabatu terdiri dari 138 Perwira Menengah TNI AL, 2 Perwira Menengah masing-masing dari TNI AD dan TNI AU serta 8 Perwira Menengah negara sahabat (Singapura, Jepang, India, Republik Korea, Malaysia, Pakistan, Australia, Thailand), Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio menjelaskan bahwa pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-34 ASEAN di Bangkok, Thailand, tanggal 23 Juni 2019 lalu, Presiden Joko Widodo kembali memantapkan konsep Indo Pasifik dan mendorong ASEAN untuk tetap bersatu dan kokoh.
Sikap ini penting dalam menyikapi situasi dunia khususnya, perkembangan global yang sangat dinamis saat ini yang akan membawa pengaruh bagi kawasan Asia Tenggara.
“Konsep Indo Pasifik lahir dari pandangan visioner bahwa ancaman, kompetisi keras di antara negara-negara besar Asia Pasifik di Samudera Hindia,” kata Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 2012 hingga 2015 dan Guru Besar Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan ini menambahkan, konsep Indo Pasifik dijadikan sebagai panduan dalam pengembangan kerjasama ASEAN dengan negara lain di wilayah Indo Pasifik.
“Mengutamakan dialog daripada persaingan merupakan implementasi Konsep Indo Pasifik, dan kerjasama ASEAN dimanfaatkan untuk menambah ketahanan setiap anggota dan ASEAN secara keseluruhan,” ujar Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio memungkasi.
Turut hadir pada Upacara Penutupan Dikreg Angkatan ke-57 TA 2019 sekaligus Dies Natalis Seskoal ke-57 antara lain Pangkogabwilhan I Laksamana Muda TNI Yudo Margono, S.E., M.M. Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, para pejabat Utama Mabesal, para Pangkotama TNI AL, para Komandan Sesko Angkatan, para Kepala Dinas di jajaran Mabesal, para Atase Pertahanan Negara Sahabat, Rektor Perguruan Tinggi Mitra Seskoal (UNHAN, ITS, UNJ, UI, IPB, ITB, UGM dan UNDIP), para Pejabat Kemenristekdikti, para Pejabat BAN-PT, para Pejabat Utama Seskoal serta pengurus Pusat Jalasenastri dan undangan lainnya.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga