Semarang, indomaritim.id – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, S.E., M.M., didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Manik Siwi Sukma Adji mengukuhkan nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Semarang-594 yang dikomandani Letkol Laut (P) Pantun Ujung, M.Tr., Hanla., sebagai pengawak pertama KRI Semarang-594, bertempat di Dermaga Nusantara, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Rabu (8/1/2020) malam.
Tampak hadir dalam kesempatan tersebut para Pejabat Utama Mabesal, Pangkotama TNl AL, Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, S.H.,M.I.P bersama Forkompinda Provinsi Jateng, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, S. E.,M. M, dan Forkompinda Kota, Dirut PT PAL, Rektor Undip serta para undangan lainnya.
KRI Semarang-594 nerupakan kapal perang buatan anak bangsa berjenis Landing Platform Dock (LPD). Sebelumnya pada tanggal 21 Januari 2019 telah diserahterimakan oleh PT PAL Indonesia (Persero) kepada TNI AL di Dermaga Ujung Koarmada II Surabaya, untuk memperkuat Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) jajaran Koarmada I di bawah Satuan Kapal Amfibi (Satfib).
KRI Semarang-594 merupakan salah satu dari tiga kapal LPD yang dipesan TNI Angkatan Laut, dari dua unit kapal sebelumnya yaitu KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593. Kapal tersebut memiliki fungsi untuk membantu distribusi militer baik logistik, peralatan dan perlengkapan militer, serta difungsikan sebagai Kapal Rumah Sakit untuk bantuan bencana alam.
Gubernur Jawa Tengah saat memberikan sambutan antara lain menyampaikan rasa bangganya bisa berdiri dan hadir di atas Kapal Perang Republik Indonesia, yang bernama KRl Semarang-594 yang merupakan produksi dalam negeri, karya anak bangsa Indonesia.
Menurutnya Indonesia harus Osean Base Oriented, tidak hanya Land Oriented, sehingga laut yang luas dan memiliki potensi luar biasa, bisa diekplorasi sebesar besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Ia berharap dengan digunakannya nama kota Semarang sebagai salah satu nama Kapal Perang Republik Indonesia, bisa menambah harum kota yang juga dikenal heroik masyarakatnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sementara itu Kasal dalam sambutannya antara lain mengatakan bahwa, pemberian nama KRI Semarang yang tersemat dan menjadi nama kapal ini, diambil dari nama sebuah Kota Pelabuhan di Jawa Tengah yaitu Kota Semarang yang merupakan salah satu Kota Pelabuhan internasional di Indonesia. Semarang memiliki pelabuhan penting di pesisir utara Pulau Jawa sebagai pelabuhan penghubung utama perekonomian di Pulau Jawa dengan pulau-pulau lain di Indonesia.
“Dengan dipilihnya nama Semarang untuk KRI ini, diharapkan nantinya kapal ini juga mampu untuk berperan sebagai penghubung serta menjadi sarana proyeksi kekuatan TNI dan TNI Angkatan Laut ke seluruh wilayah Nusantara, serta kawasan Asia dan bahkan internasional,” ujar Kasal.
Lebih lanjut Kasal mengatakan bahwa, dengan mempertimbangkan konstelasi geografi negara Indonesia sebagai negara kepulauan, yang letaknya berada dalam ring of fire pada kejadian bencana alam yang terjadi beberapa waktu lalu, telah memberikan pembelajaran (lesson learned) untuk mengingatkan betapa pentingnya sebagai negara kepulauan yang luas, TNI Angkatan Laut harus memiliki kemampuan proyeksi serta mampu memberi bantuan kemanusiaan terhadap berbagai macam bentuk bencana.
“Oleh karenanya, sudah sangat tepat TNI Angkatan Laut memiliki Kapal Rumah Sakit (BRS) dalam memenuhi kebutuhan penugasan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan program poros maritim dunia yang diaktualisasikan dalam tol laut dan dengan difungsikannya KRI Semarang-594 sebagai Kapal Rumah Sakit (BRS), akan memperkuat Kapal Rumah Sakit KRI dr. Soeharso-990 yang sudah lebih dulu mendarmabhaktikan dirinya untuk kepentingan kemanusiaan serta membantu program – program pemerintah”, tambah Kasal.
Selain itu Kasal mengungkapkan, kehadiran KRI Semarang-594 dalam jajaran TNI Angkatan Laut selama setahun ini, tentunya akan lebih mendorong terwujudnya postur TNI Angkatan Laut yang profesional dan modern.
Kapal ini juga dapat memperkuat kemampuan dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, agar menjadi kekuatan regional yang berkomitmen global, serta sesuai dengan kebijakan visi pemerintah yaitu Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Momentum ini harus kita sambut dengan penuh rasa bangga dan syukur, karena kapal perang ini mampu melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pengawal laut yurisdiksi Indonesia, yang mengemban peran militer, polisionil maupun diplomasi,” pungkas Kasal.
Kegiatan yang merupakan tradisi TNI Angkatan Laut tersebut, dimeriahkan pula dengan Sendratari Pandanaran dari Tirang Community, dilanjutkan dengan penyerahan lonceng dari Kasal kepada Komandan KRI dan memukul lonceng sebanyak 8 kali, pemakaian udeng dari Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP., kepada Komandan KRI, penyerahan mini Tugu Muda dari Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, S.E, M.M., kepada Komandan KRI dan penyerahan miniatur KRI Semarang-594 dari Komandan KRI kepada Gubernur Jawa Tengah.
Selain itu, Ketua Umum Jalasenastri selaku Ibu Kandung Kapal memecahkan kendi didampingi Ny. Muhammad Ali dan Wakil Walikota Semarang dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Walikota Semarang diserahkan kepada Komandan KRI dan hiburan ramah tamah yang diiringi musik Keroncong Rock 17.
KRI Semarang-594 memiliki spesifikasi panjang 124,00 meter, lebar 21,80 meter, dengan berat 7200 ton, memiliki kecepatan maksimal 16 knots dengan kecepatan jelajah 14 knots dan mampu berlayar secara endurance selama 30 hari.
Selain itu KRI Semarang-594 dilengkapi dengan dua kapal Landing Craft Utilities (LCU) yang mampu mengangkut 8 unit ranpur jenis Anoa, 28 truck, 3 unit helikopter serta diperkuat 121 anak buah kapal dan mampu mengangkut 650 prajurit.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga