Jayapura, indomaritim.id – Manuver lapangan menjadi puncak kegiatan dari rangkaian latihan operasi penanggulangan bencana alam tahun 2020 Lantamal X. Dimana secara terpisah, manuver lapangan yang terbagi di empat lokasi, yaitu di perairan Teluk Yos Sudarso Jayapura, Pantai Hamadi, Lapangan Tembak Lantamal X dan lapangan Trisila Lantamal X menjadi tempat latihan dan berjalan sukses, Sabtu (7/11/20).
Dua ratus personel terlibat langsung dalam latihan parsial ini, terdiri dari prajurit Satrol Lantamal X, Yonmarhanlan X, Diskes Lantamal X, Pomal Lantamal X dan Mako Lantamal X. Serta pengerahan unsur-unsur pendukung latihan, diantaranya KRI Madidihang-855, KAL Kalakay, KAL Lakahia, 2 unit sea rider, 1 unit swamboat, 2 perahu karet, kendaraan angkut 4 unit truk, 3 ambulance, 1 mobil Patwal Pomal dan 2 set alat selam.
Pada skenario latihan, disimulasikan Komandan Lantamal X Laksma TNI Yeheskiel Katiandagho ditunjuk dan mendapatkan perintah langsung dari Panglima TNI sebagai Pangkogasgabpad untuk melaksanakan Operasi Penanggulangan Bencana Alam gempa bumi dan tsunami di wilayah Jayapura dan sekitarnya.
Kemudian selaku Pangkogasgabpad, Laksma Yeheskiel menunjuk Wadan Lantamal X Kolonel Marinir Daniel Kreuta sebagai Kaskogasgabpad serta membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam.
Satuan tugas yang dibentuk terdiri dari Satgas SAR Darat, Satgas SAR Laut, Satgas Kesehatan dan Satgas Penanganan Pengungsi.
Selanjutnya Satgas yang dibentuk mendirikan Posko guna memudahkan dalam opersioanal dan koordinasi selama proses Searce and Rescue.
Untuk mematangkan pelaksanaan SAR, Kaskogasgabpad menyusun rencana operasi (RO) dengan dua opsi cara bertindak, yaitu melaksanakan SAR dan evakuasi lewat darat dan yang kedua melaksanakan SAR dan evakuasi lewat laut.
Setelah melalui data informasi serta analisa yang didapat tim Satgas darat, diketahui bahwa Kampung Skouw Sae yang terdampak bencana sangat parah, tidak bisa ditembus dengan jalan darat, dikarenakan beberapa jembatan dan jalan yang terhubung di kampung tersebut terputus dan longsor.
Oleh Kaskogasgabpad, cara bertindak lewat jalur laut menjadi pilihan. Dan sejurus, rencana operasi berubah menjadi pelaksanaan operasi.
Bertolak dari Dermaga Satrol Lantamal X, dengan menggerakan berbagai macam unsur laut yang dimiliki Lantamal X pelaksanaan evakuasi dan SAR di Kampung Skouw Sae pun dimulai.
Mirip dengan operasi pendaratan perang, para prajurit Yonmarhanlan X yang bertugas sebagai SAR darat beserta Satgas Kesehatan dengan perahu karet yang dimiliki berhasil mendarat di pantai Skouw Sae.
Satgas darat dan kesehatan menemukan beberap korban, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Sementara itu SAR Laut dan Satgas kesehatan yang beranggotakan prajurit Satrol Lantamal X dan Diskes Lantamal X juga melaksanakan operasi pencarian korban yang hanyut karena terseret gelombang tsunami.
KRI Madidihang-855 dijadikan sebagai kapal bantu rumah Sakit bagi para korban yang ditemukan, baik yang masih selamat maupun yang meninggal.
Bagi korban yang selamat, setelah mendapatkan perawatan dan pengobatan ditempatkan di Posko pengungsian bersama para pengungsi yang lain di pusatkan di lapangan Trisila Lantamal X.
Itulah gambaran pelaksanaan latihan operasi penanggulangan bencana alam yang dilaksanakan Lantamal X, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan satuan jajaran Mako Lantamal X apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam di wilayah kerja Lantamal X.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga