Jakarta, indomaritim.id – Indonesia perlu mempersiapkan strategi pertahanan dan keamanan untuk menghadapi perang generasi keenam. Hal tersebut menjadi kajian pada webminar sekaligus peluncuran buku tentang ekonomi pertahanan yang diikuti ratusan peserta pemerhati strategi pertahanan dari seluruh Indonesia.
“Ekonomi pertahanan memanfaatkan berbagai sumber daya nasional untuk memenuhi kebutuhan pertahanan dan keamanan negara,” kata Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio pada peluncuran buku ‘Ekonomi Pertahanan Menghadapi Perang Generasi Keenam’ kaya Laksdya TNI Dr. Agus Setiadji, S.A.P, M.A, Selasa (7/7/2020) yang diselenggarakan Jakarta Defense Studies secara daring.
Ia menambahkan, perang generasi keenam ditengarai dengan manipulasi waktu dan ruang, dan mengutamakan big data serta electronic walfare.
“Keputusan penggunaan anggaran pertahanan, harus menyesuaikan diri dengan konsep ekonomi dengen mempertimbangkan teoritis empiris, faktor resiko, permasalahan yang akan timbul dan termasuk kebijakan pimpinan negara,” imbuh Marsetio.
Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio memuji buku ini yang disebutnya menggabungkan dua disiplin ilmu yaitu ekonomi dan pertahanan. Sebelumnya, Laksdya TNI Dr. Agus Setiadji berhasil menyelesaikan studi doktor dalam bidang ilmu ekonomi di Universitas Trisakti.
“Kejelian dan wawasan penulis dalam menggabungkan disiplin ilmu ekonomi dan pertahanan serta pemikiran visioner saat menghadapi persiapan perang generasi keenam,” kata Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio.
“Ini adalah buku pertama yang penting untuk dikaji baik oleh mahasiswa dan umum karena menjadi buku pertama yang mengulas ekonomi dan pertahanan,” ujar Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio memungkasi.
Pada kesempatan yang sama, Meutya Viada Hafid, Ketua Komisi I DPR RI 2019-2024 mengungkapkan pertahanan dan ekonomi harus berjalan beriringan.
“Tiga persepektif alokasi anggaran pertahanan yakni perspektif ancaman, kesejahteraan dan kelembagaan,” kata Meutya Viada Hafid.
Ia mencontohkan Uni Sovyet yang mengedepankan pertahanan namun tidak fokus pada ekonomi berakhir dengan runtuhnya negara adidaya itu.
“Komisi I DPR RI mendorong pengembangan organsiasi TNI dalam rangka pencapaian MEF dengan membentuk Satuan TNI baru sebagai wujud strategi pertahanan keamanan Indonesia,” ujar Meutya Hafid.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga