Jakarta, indomaritim.id – Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas perairan mencapai 5,9 juta Kilometer persegi, memiliki garis pantai 81 ribu Kilometer persegi dan 16.056 pulau, Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi negara yang disegani dunia.
“Kejayaan Indonesia sebagai Negara Kepulauan sangat ditentukan oleh konsep kesatuan seluruh komponen kekuatan nasional dalam mengeksplorasi sumberdaya nasional,” kata Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, Penasehat Ahli Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Bid. Hankam Maritim di Jakarta, (4/2/2020).
Membawakan materi bertema ‘Dinamika Geo Politik dan Geo Maritim Kawasan’, Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio menjelaskan hal-hal utama menyangkut maritim di Indonesia. “Pertahanan, kemegahan, kebesaran dan kemasyhuran Indonesia ditentukan oleh ketangguhan di darat, kejayaan di laut dan keperkasaan di udara,” ujarnya.
Mengutip pendapat Prof. Geoffrey Till, Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio menjelaskan sea power sebagai input adalah elemen elemen kekuatan nasional di laut antara lain aparat penegak hukum, industri pertahanan maritim, sumber daya alam dan sumber daya manusia.

“Sedangkan sea power sebagai output adalah suatu konsekuensi kemampuan untuk mengelola laut, kemampuan untuk mempengaruhi tingkah laku dari state or nonstate baik di dan atau lewat laut,” lanjutnya.
Hal tersebut menjadi penggerak untuk menyongsong Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor empat di dunia tahun 2030 setelah Tiongkok, India dan Amerika.
“Pembangunan Sea Power Indonesia 2019 hingga 2024 mencakup semua aspek kelautan yakni armada perang, armada niaga, perikanan, industri maritim, jasa maritim, pelabuhan, pariwisata maritim, masyarakat maritim yang kesemuanya untuk kesejahteraan masyarakat. Dan menjadi penting untuk membangun maritime domain awareness,” lanjutnya.
“Konsep negara maritim, adalah negara yang mampu memanfaatkan dan menjaga wilayah lautnya. Diperlukan strategi untuk membangun Indonesia menjadi sebuah negara maritim yang tangguh dan berdaulat,” ujar Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio memungkasi.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga