Modernisasi dan globalisasi membuat masyarakat yang beragam atau heterogen menjadi seragam atau homogen dengan nilai-nilai dan norma-norma setara. Keseragaman, dibentuk oleh modernisasi dan globalisasi secara alkulturasi nilai-nilai budaya Barat dengan budaya Timur melalui teknologi dan komersial. Perlahan namun pasti, nilai-nilai budaya Timur akan teralihkan dengan budaya Barat melalui modernitas dan globalisasi.
Proses modernisasi itu sangat luas, hampir-hampir tidak bisa dibatasi ruang lingkup dan masalahnya, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan seterusnya. Konsep modernisasi dalam arti khusus yang disepakati teoritisi modernisasi di tahun 1950-an dan tahun 1960-an, didefinisikan dalam tiga cara: historis, relatif, dan analisis.
Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan westernisasi atau Amerikanisasi. Modernisasi dilihat sebagai gerakan menuju cita-cita masyarakat yang dijadikan model. Menurut pengertian relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap moderen baik oleh masyarakat banyak maupun oleh penguasa.
Baca Juga: Pengertian Globalisasi Secara Umum
Definisi analisis berciri lebih khusus dari pada kedua definisi sebelumnya yakni melukiskan dimensi masyarakat moderen dengan maksud untuk ditanamkan dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pra moderen.
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, dimana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Contoh penjelasannya dapat dilihat disekeliling kita melalui busana kaos. Kaos, yang dipakai sehari-hari populer dikenalkan oleh tentara Amerika Serikat saat Perang Dunia ke-2. Kaos, menjadi pakaian yang dikenakan sebelum memakai seragam kemeja lapangan. Saat santai dan tidak bertugas, tentara Amerika Serikat melepas kemejanya dan hanya memakai kaos saja yang biasanya berwarna coklat atau hijau.
Kaos oblong atau disebut juga sebagai T-shirt adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Kaos oblong biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku.
Wartawan yang meliput perang, mendokumentasikan kejadian tersebut dan memuat di koran. Film-film tentang Perang Dunia ke-2 dan perang Vietnam yang diproduksi industri film Hollywood turut mempopulerkan hal itu. Dalam beberapa adegan, tampak tentara memakai kaos.
Penikmat film dan pelaku industri fesyen segera menjadikannya trend. Pada umumnya, kaos oblong berlengan pendek (melewati bahu hingga hingga siku) dan berleher bundar. Bahan yang umum digunakan untuk membuat kaos oblong adalah katun atau poliester (atau gabungan keduanya).
Mode kaos oblong meliputi mode untuk wanita dan pria, juga dapat dipakai oleh semua golongan usia, termasuk bayi, remaja, ataupun orang dewasa. Sekarang kaos oblong tidak lagi hanya digunakan sebagai pakaian dalam tetapi juga sebagai pakaian sehari-hari.
Perubahan Sosial Budaya, Pengertian Menurut Ahli dan Contohnya
Perubahan sosial adalah perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang.
Perubahan sosial, dapat berlangsung dalam kurun waktu cepat atau perlahan-lahan. Perubahan dalam masyarakat pada prinsipnya merupakaan suatu proses yang terus menerus artinya setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan, akan tetapi perubahan antara kelompok dengan kelompok lain tidak selalu sama serta banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Perubahan Sosial Budaya Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah penjelasan sejumlah ahli tentang perubahan sosial yang terjadi di masyarakat:
Selo Soemardjan menjelaskan, bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Kingsley Davis memandang bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Samuel Koenig menyatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Lalau bagaimana contoh perubahan sosial yang terjadi di masyarakat khususnya di Indonesia akhir-akhir ini? Mari bersama-sama kita diskusikan:
Demonstrasi
Apakah kamu melihat tayangan berita atau membaca berita di Internet tentang demonstarasi yang terjadi? Para demonstran, mengungkapkan penolakannya terhadap berbagah hal.
Demonstrasi terjadi di negara dengan tingkat kebebasan masyarakat yang tinggi. Demonstrasi, juga menunjukkan perubahan sosial yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Tahukan kamu, tahun 1990 tidak pernah ada demonstrasi di depan Istana Presiden Jakarta?
Teknologi Informasi yang Membuat Perubahan
Pandemi membuat siswa dan mahasiswa belajar dari rumah menggunakan jaringan internet. Kondisi ini tidak mungkin terjadi 25 tahun lalu dimana teknologi informasi belum secanggih sekarang ini.
Teknologi Internet juga mengubah masyarakat. Surat elektronik, misalnya menggantikan surat yang ditulis diatas kertas. Ini membuat kantor pos dan pengantar surat tidak lagi menjadi prioritas dalam berikirim pesan.
Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah perubahan posisi seseorang dalam masyarakat. Dari pembentukan kata, mobilitas sosial berasal dari kata mobilitas dan sosial. Mobilitas merupakan kata dari bahasa Inggris mobility, yang artinya pergerakan.
Sesuatu yang bergerak berarti terdapat perubahan, yaitu berpindah posisi dari satu tempat ke tempat lainnya.
Sedangkan sosial, berasal dari kata social yang kurang lebih maknanya interaksi antar manusia dalam kelompok masyarakat.
Dari pembentukan kata, mobilitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai gerakan berpindah-pindah atau kesiapsiagaan untuk bergerak.
Sedangkan secara etimologis mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu ‘mobilis’ yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain; terdapatnya kata sosial pada istilah mobilitas sosial adalah untuk menekankan bahwa istilah tersebut mengandung makna yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.
Dengan hijrahnya masyarakat desa ke daerah perkotaan ini akan berimplikasi pada perubahan karakteristik masyarakat desa. Bila sebelumnya masyarakat desa masih terikat oleh adanya suatu hubungan kekerabatan serta sifat solidaritas yang tinggi di antara sesasamya, karena melihat perkembangan kehidupan masyarakat yang rumit dan kompleks, misalnya berpandangan pada budaya materialistis, maka dengan sendirinya masyarakat desa sedikit demi sedikit akan mengikuti pola kehidupan tersebut, sehingga akan menggeser tata nilai yang telah lama terbentuk dalam kehidupanya masyarakatnya.
Salah satu bentuk nyata dari perubahan sosial adalah modernisasi, yaitu perubahan sosial budaya yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan.
Modernisasi merujuk pada sebuah transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih berkembang, maju, dan makmur.
Modernisasi tidak sekedar menyangkut aspek material saja, melainkan juga aspek immaterial seperti pola pikir, tingkah laku, dan lain sebagainya.
Tipe Mobililitas Sosial
Mobilitas manusia di masyarakat ada 2 jenis, yaitu vertikal dan horisontal.
Vertikal adalah perpindahan posisi dari atas kebawah dan atau sebaliknya, dari bawah ke atas. Gerak mobilitas vertikal artinya perpindahan individu atau obyek sosial dari satu kedudukan sosial yang satu ke kedudukan sosial lainnya dalam posisi yang tidak sederajat.
Contohnya, seorang pedagang yang menjadi anggota dewan perwakilan pusat atau daerah. Sebelumnya, ia berada di masyarakat dengan dikenal sebagai seorang pedagang yang pengaruhnya berada di lingkungan sosialnya saja. Namun, ketika ikut pemilu dan terpilih sebagai wakil rakyat, ia memiliki posisi yang membuat peraturan yang berdampak bagi orang banyak di luar tempatnya biasa berinteraksi.
Gerak mobilitas vertikal ada dua macam. Yaitu, vertikal naik dari posisi lebih rendah ke posisi lebih tinggi seperti contoh diatas.
Dan gerak vertikal menurun, dimana turunnya kedudukan individu ke posisi atau kedudukan lain yang lebih rendah derajatnya. Contohnya, saat pedagang yang menjadi contoh diatas, tidak lagi terpilih saat pemilu lima tahun berikutnya maka ia akan berpindah posisi sosial menjadi masyarakat biasa.
Sementara horisontal adalah suatu perpindahan individu yang sederajat, dari satu kelompok ke kelompok lain. Seorang guru yang berpindah sekolah untuk mengajar akan menemui kelompok murid yang berbeda. Namun, posisinya tetaplah seorang guru.
Globalisasi Bawa Dampak Perubahan Sosial Budaya
Modernisasi dan globalisasi mempengaruhi seluruh aspek penting kehidupan, termasuk sosial budaya. Perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dari jaringan kawat telegram dan telepon yang menghubungan berbagai kota antar negara, sampai teknologi Internet yang diakses menggunakan komputer.
Sebelum membahasnya lebih jauh, mari kita telaah pengertian globalisasi. Ahli sosiologi Indonesia, Selo Soemardjan menyebut globalisasi sebagai terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sebuah sistem dan kaidah yang sama.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kata globalisasi diambil dari global yang maknanya universal.
Modernisasi dan globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Berikut dampak modernisasi dan globalisasi bidang sosial budaya:
Dampak Positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya
- Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
- Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
Dampak Negatif Globalisasi Bidang Sosial Budaya
- Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui Internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.
- Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan gaya hidup individualisme.