Nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika perlu diwujudkan dalam kehidupan berbangsa , bernegara di masyarakat. Bhinneka Tunggal Ika merupakan prinsip hidup bangsa Indonesia. Semboyan tersebut mendeskripsikan tentang kesatuan dan keutuhan bangsa yang diciptakan dari sikap persatuan.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna yang berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Dalam prinsip ini, terdapat nilai luhur yang tercantum juga pada nilai-nilai Pancasila yang merupakan falsafah kehidupan bangsa Indonesia.
Pengertian Bhinneka Tunggal Ika
Istilah Bhinneka Tunggal Ika ditulis oleh Mpu Tantular dalam Kitab Sutasoma yang terjemahan isinya berbunyi “ bahwa agama Budha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda tapi nilai-nilai kebenaran jina (Budha) dan Siwa (Hindu) adalah tunggal. Terpecah belah tetapi satu jua artinya tidak ada dharma yang mendua”.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi pembicaraan terbatas pada siding-sidang BPUPKI antara Muhamad Yamin, Ir. Soekarno, I Gusti Bagus Sugriwa sekitar dua setengah bulan sebelum proklamasi.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, lengkapnya berbunyi “Budha Siwa Maha Siwa Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrva”, tertulis di dalam kitab Sutasoma karangan pujangga agung Mpu Tantular yang menjadi pujangga kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk (1350— 1389). Oleh M. Yamin (1903—1962), sesanti ini kemudian dijadikan sebagai semboyan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang akan didirikan.
Bhinneka Tunggal Ika, diterjemahkan sebagai “Berbeda-beda itu satu itu juga”. Artinya, bahwa di dalam realitas kehidupan yang amat beragam, yang ditandai oleh perbedaan-perbedaan lahiriah, akan tetapi tetap mampu membangun suasana rukun untuk mewujudkan satu tujuan hidup bersama dalam satu kesatuan bangsa dan satu kesatuan kesatuan wilayah Negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kesatuan di sini merupakan hasil konsesus atau kesepakatan bersama dari segenap komponen bangsa Indonesia untuk mengatasi kerawanan-kerawanan sebagai akibat siafat-sifat yang melekat pada keberagaman itu.
Baca Juga: 5 Arti Penting Persatuan dan Kesatuan bagi Bangsa Indonesia
Nilai-nilai yang Terkandung
Nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang diterapkan di masyarakat adalah:
Nilai Toleransi
Makna toleransi dalam keBhinnekaan adalah adalah hidup berdampingan secara damai dan saling menghargai di antara keragaman suku bangsa, agama, adat istiadat dan bahasa.
Toleransi berasal dari bahasa latin tolerantia, berarti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Secara umum istilah toleransi mengacu pada sikap terbuka, lapang dada, suka rela dan kelembutan.
Badan dunia PBB yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan (UNESCO), mengartikan toleransi sebagai sikap saling menghormati, saling menerima, saling menghargai di tengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi dan karakter manusia.
Toleransi merupakan bentuk akomodasi dalam interaksi sosial. Manusia beragama secara sosial tidak bisa menafikan bahwa mereka harus bergaul bukan hanya dengan kelompoknya sendiri, tetapi juga dengan kelompok berbeda agama. Umat beragama musti berupaya memunculkan toleransi untuk menjaga kestabilan sosial sehingga tidak terjadi benturan-benturan ideologi dan fisik di antara umat berbeda agama.
Toleransi mengajarkan untuk bersikap tidak mudah merendahkan atau menyepelekan keberadaan orang lain oleh karena kondisinya. Sikap toleransi mengajak kita untuk berpikir secara utuh dan rendah hati.
Baca Juga: Cara Menjalin Keberagaman Indonesia Antar Masyarakat
Nilai Gotong Royong
Gotong royong adalah istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Sekaligus merupakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Sebagai negara Pancasila, keberagaman bukanlah penghalang untuk bisa bekerjasama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Gotong royong muncul dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan timbulnya semangat kebersamaan, tidak ada paksaan, atau muncul karena adanya kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi melalui rasa memiliki.
Gotong-royong muncul atas dorongan dari hati dengan dibarengi kesadaran dan semangat untuk mengerjakan serta menanggung akibat dari suatu karya, terutama yang benar-benar, secara bersamasama, serentak dan beramai-ramai, tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan selalu untuk kebahagian bersama, seperti terkandung dalam istilah ‘Gotong.’
Saat membagi hasil karyanya, masing-masing anggota mendapat dan menerima bagian-bagiannya sendiri-sendiri sesuai dengan tempat dan sifat sumbangan karyanya masingmasing, seperti tersimpul dalam istilah ‘Royong’.
Nilai Kerukunan
Nilai kerukunan lain adalah apresiasi terhadap orang, agama, atau suku lain. Sikap mengecam adalah tidak baik, karena kecaman adalah cermin dari kegelapan. Untuk mempraktekkan nilai kerukunan secara konkret ,seseorang harus mengikuti prosedur tertentu secara sungguh- sungguh, teliti dan berkepribadian baik.
Nilai Keadilan
Makna keadilan dalam masyarakat yang berBhinneka adalah tidak memihak, tidak bersikap hidup mengelompok dan tertutup. Sebaliknya berlaku adil menghendaki sikap terbuka yang senantiasa mau menyediakan “ruang” bagi kehadiran orang lain.
Kerja soal