indomaritim.id, Kepulauan Riau – Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P. beserta rombongan tiba di Kelurahan Dompak, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Senin (25/11/2019) dalam rangka meninjau rencana pembangunan Markas Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I.
Rencana pembangunan Markas Kogabwilhan I sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 62 Tahun 2016, sedangkan pembentukan Kogabwilhan didasarkan oleh Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 2019.
Usai meninjau rencana lokasi pembangunan Markas Kogabwilhan I, dihadapan awak media Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. menyampaikan akan segera membangun Markas Kogabwilhan I yang berkedudukan di Tanjung Pinang. “Saya sudah meninjau, tempatnya strategis karena langsung menghadap ke laut dan di wilayah ini juga dilewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (Alki-1), sehingga tepat apabila Markas Komando berada di Tanjung Pinang, dimana dahalu bahwa Kogabwilhan juga pernah ada di sini,” ujarnya.
Terkait pembentukan Kogabwilhan, menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sudah masuk pada Rencana Strategis (Renstra) pada awal tahun 2004, dan baru pada tahun 2019 ini dapat direalisasikan. “Pembangunan Markas Kogabwilhan II berada di Balikpapan dan Kogabwilhan III yang tadinya di Biak kemungkinan akan di pindah ke wilayah Waropen juga akan segera dibangun,” ungkapnya.
Ditambahkan oleh Panglima TNI bahwa untuk penempatan pasukan Kogabwilhan I, Poskonya ada di sini dan satuan-satuannya berada di wilayah yang tersebar seperti Kodam I, Armada I dan Koops I. “Apabila ada penindakan terhadap kegiatan operasi, baik kegiatan Operasi Militer Perang maupun kegiatan Operasi Militer Selain Perang, wilayah tersebut di bawah kendali Kogabwilhan I,” jelasnya.
Panglima TNI juga menjelaskan bahwa pentingnya penempatan Markas Kogabwilahan I di Tanjung Pinang – Kepulauan Riau karena wilayah ini berada di tengah-tengah, bisa ke Sabang, ke Ranai atau ke Jakarta, karena wilayah cakupannya mudah dan kebetulan di Tanjung Pinang ini ada dermaga , dan pangkalan udara. “Pesawat tempur dapat mendarat dengan mudah bahkan pesawat angkut berat sekalipun bisa,” ujarnya.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga