Membalong, indomaritim.id – Dana 10 miliar telah dicairkan oleh Pemerintah Pusat, hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov. Babel) dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Baturusa Cerucuk yang bertujuan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat dan alam sekitar melalui program rehabilitasi mangrove.
Guna memastikan program ini berjalan sebagaimana mestinya, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman melakukan pengecekan sekaligus melakukan penanaman perdana percepatan rehabilitasi mangrove se-Kabupaten Belitung di Dusun Iler, Desa Bantan, Kecamatan Membalong, Jumat (11/6/2021).
Usai melakukan penanaman mangrove bersama, Gubernur Erzaldi langsung terjun ke lapangan untuk melakukan dialog terbuka dengan masyarakat. Salah satu yang ditanyakan Bang ER yakni terkait inovasi yang akan dikembangkan pada lahan mangrove, agar tidak hanya merestorasi alam, akan tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Diberikan kesempatan untuk memberikan ide inovatifnya, masyarakat silih berganti menyampaikan pendapat, diantaranya Ketua Kelompok Tani Hutan Ulim Besame, Mardiansah; Ketua Kelompok Sadar Wisata Rusa Putih, Susilo; Ketua Kelompok Tani Hutan Sungai Berang, Sunardi; Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Kematang, Herman; dan Ketua, Kelompok Swadaya Masyarakat Suak Parak, Herman.
Sebagian besar kelompok mengajukan inovasi dalam bentuk pengembangan pariwisata dan budi daya kepiting bakau. Menurut Gubernur Erzaldi ada baiknya memberikan inovasi lain. Karena nantinya akan timbul persaingan antar saudara sesama pengurus hutan mangrove.
“Bagaimana kalau inovasi lainnya? Misalnya budi daya madu lebah kelulut dihasilkan dari hutan mangrove, kalau ada inovasi begini, persaingannya tidak akan berat. Sesama saudara bisa saling mendukung,” ungkapnya yang disambut senyuman dan anggukan oleh masyarakat.
Gubernur juga berharap agar para ketua kelompok mampu membimbing anggotanya, dengan terlebih dahulu menciptakan rencana dan strategi, agar mendapatkan hasil yang maksimal dan terukur serta membawa manfaat dalam jangka panjang.
“Dulu ketika jaga hutan, kita tidak mendapatkan hasil. Sekarang, tidak ada tawaran, kita harus menjaga hutan sekaligus mendapat hasil dari hutan yang kita kelola. Program ini jangan berhenti satu tahun saja. Tapi harus terus ditindaklanjuti, sehingga memberikan manfaat bagi alam dan ekonomi masyarakat dalam jangka panjang,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Batu Rusa Cerucuk, Tekstianto menjelaskan, dana rehabilitasi mangrove ini bersumber dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove. Selaku perlaksana dirinya mengaku telah melakukan kerjasama dengan Pemerintah, Kelompok Pecinta Alam (KPA), dan masyarakat sekitar untuk menyukseskan program ini.
“Yang kami harapkan bukan hanya menanam saja. Tapi juga pengembangannya, agar dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat dalam jangka panjang,” ungkapnya.
Penulis: Natasya
Foto: Umar
Editor: Budi