Surabaya, indomaritim.id – PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III memastikan kegiatan investasi tetap berjalan di tengah pandemi virus Covid-19. Berjalannya kegiatan investasi tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi pengangguran akibat terhentinya proyek dan dikerjakan dengan protokol penanganan Covid-19 yang sangat ketat.
“Kami berhitung dengan hati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor keselamatan dan pemulihan ekonomi. Proyek yang tetap berjalan, bukan semata-mata hanya untuk mengejar target, tapi juga memberikan perlindungan bagi para pekerja operasional supaya tidak kehilangan pekerjaan di dalam situasi sulit dan menjaga supaya ekonomi tetap bergerak,”kata Direktur Utama Pelindo III Doso Agung di Surabaya, Senin (4/5/2020).
Ada empat proyek investasi besar yang dimiliki oleh Pelindo III yang dipastikan terus digarap saat pandemi virus Covid-19. Satu diantaranya adalah pembangunan Bali Maritime Tourism Hub di Pelabuhan Benoa.
Bali Maritime Tourism Hub menjadi proyek strategis yang akan terus digarap. Bali Maritime Tourism Hub ditargetkan dapat menyediakan fasilitas dan infrastruktur terintegrasi di Pelabuhan Benoa, sehingga semakin memperkuat sektor pariwisata Bali secara keseluruhan. Saat ini, proses desain dan perijinan masih terus berjalan.
“Kami menggandeng sejumlah pihak seperti BUMN yang terlibat dalam pariwisata, logistik, energi, Kemenparekraf, BKPM, Kementerian Agraria dan Tata Ruang serta swasta untuk bersinergi bersama membentuk komunitas dan membangun Bali Maritime Tourism Hub,” kata Doso Agung.
Di area seluas 128 hektar tersebut, akan diatur tata ruang yang ada di pelabuhan dengan memisahkan lokasi pelabuhan sesuai kebutuhan dan membaginya menjadi lokasi kapal pesiar, lokasi peti kemas, terminal curah cair, lokasi untuk UMKM, dan lain-lain untuk meningkatkan pariwisata maritim.
Pelabuhan Benoa Jadi Bali Maritime Tourism Hub
Pelabuhan Benoa, digadang-gadang menjadi gerbang kapal pesiar di Bali. Tahun 2019 lalu, Pelindo III telah merampungkan pengerukan dan pendalaman alur dari minus 9 Meter LWS (low water spring/rata-rata muka air laut) menjadi minus 12 Meter LWS.
Sebelum dilakukan pengerukan, dermaga Pelabuhan Benoa hanya bisa disandari oleh kapal dengan panjang dibawah 240 meter saja. Kini kapal yang memiliki Length Overall (LOA) / panjang lebih dari 300 meter dapat sandar di demaga Pelabuhan Benoa dengan aman.
Dua kapal pesiar Cruise MV. Insignia dengan bobot GT 30,277 dan MV. Azamara Quest dengan bobot yang sama, menjadi kapal pesiar berukuran besar yan gperdana bersandar dengan aman di Dermaga Pelabuhan Benoa Maret 2019 lalu.
Selanjutnya giliran kapal Explorer Dream dengan panjang 268 meter dengan GT 75,338 yang membawa 1,856 penumpang sandar perdana di Dermaga Pelabuhan Benoa dimana sebelumnya selama ini kapal tersebut hanya bisa lego jangkar diluar pelabuhan Benoa saat mengunjungi Bali.
“Dengan selesainya revitalisasi tersebut, sekarang terbukti minat kunjungan kapal pesiar lebih tinggi karena dengan bersandar di Dermaga Pelabuhan Benoa dari sisi keamanan dan kenyamanan akan terjamin,” ujar Direktur Teknik Pelindo III, Joko Noerhudha.
Selain itu turning basin atau area untuk berputar kapal juga dilebarkan sehingga kapal yang memiliki radius putar lebih panjang dapat melakukan manuver dengan aman dari 300 meter sekarang menjadi 420 meter. Serta lebar di kolam timur dari awal 150 meter sekarang telah menjadi 200 meter, dan untuk kolam barat dari 150 meter menjadi 330 meter.
“Pembangunan yang dilakukan di pelabuhan Benoa tentunya juga berkontribusi pada perekonomian Bali dan nasional, karena Pelabuhan benoa dan sektor Pariwisata Bali merupakan bagian penting untuk mendukung program pemerintah mencapai target 20 juta wisatawan yang digaungkan oleh Jokowi, Presiden RI,” tambahnya.
Untuk menunjang kunjungan penumpang kapal pesiar yang diprediksi akan naik pasca revitalisasi, Pelindo III juga melakukan peningkatan fasilitas pendukung diantaranya pembangunan gedung terminal penumpang yang semula hanya berkapasitas 900 orang diperbesar hingga mampu menampung 3.500 orang dalam bangunan seluas 5.600 meter persegi yang sudah dimulai untuk melayani penumpang kapal pesiar.
Selain itu, serangkaian paningkatan fasilitas lainnya juga diupayakan Pelindo III Pelabuhan Benoa untuk mendukung peningkatan arus kapal pesiar dilakukan penataan kembali lokasi zona curah cair dan terminal Gas agar lebih aman dan lokasi yang lebih luas dengan memindahkannya ke wilayah dumping dua.
“Kami bersyukur, proses sandar kapal Explorer Dream dengan rute Singapura – Jakarta – Benoa – Darwin dapat kami layani dengan baik dan dari agen maupun kapten kapal setelah bertemu mereka sangat senang dengan apa yang telah dilakukan oleh Pelindo III dengan revitalisasi alur dan peningkatan fasilitas lainnya salah satunya juga terminal penumpang yang baru ini sudah bisa melayani penumpang dengan aman dan nyaman,” ujar Wayan Eka Saputra, CEO Pelindo III Regional BBN disela-sela acara penyambutan.
“Karena kapal pesiar ini saat sandar membutuhkan supply BBM dan air bersih, maka kami di Pelabuhan Benoa berusaha untuk memberikan layanan tersebut agar minat kapal pesiar lebih banyak untuk mengunjungi pulau Bali,” tambahnya.
“Mewujudkan bali sebagai home port cruise, manfaatnya bukan untuk Pelindo III saja namun akan membawa dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat bali dan ekonomi nasional. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan penuh dari berbagai pihak mulai dari masyarakat, instansi pemerintah dan pegiat wisata di Bali untuk mencapainya, sehingga dibutuhkan sinergi yang berkesinambungan,” ujar Wayan Eka Saputra memungkasi.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga