Peran Indonesia di ASEAN dalam Bidang Kesehatan

oleh
Peran Indonesia di ASEAN dalam Bidang Kesehatan Foto: Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat/Kementerian Kesehatan RI
Peran Indonesia di ASEAN dalam Bidang Kesehatan Foto: Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat/Kementerian Kesehatan RI

Peran Indonesia di ASEAN dalam bidang kesehatan adalah sebagai Ketua Badan Sektoral Kesehatan ASEAN (AHMM). Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, kerja sama antar negara ASEAN dalam bidang kesehatan menjadi sangat penting. Tak hanya itu, kerja sama yang lebih erat juga dijalin dengan negara sahabat kawasan seperti Jepang, Tiongkok, India dan Australia.

Kerja sama, meliputi lintas batas negara untuk pasien COVID-19, kerja sama distribusi vaksin, kerja sama berbagi hasil riset dan jurnal dan melacak sebara virus.

Sejarah Pembentukan ASEAN

Menurut laman Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia, ASEAN (Association of South East Asian Nation) adalah salah satu organisasi internasional yang bersifat kawasan atau region, tepatnya di kawasan Asia Tenggara.

Berdirinya organisasi ASEAN (Association of South East Asian Nations), sebelumnya diawali dengan adanya pertemuan lima menteri luar negeri dari negara-negara Asia Tenggara pada 5 – 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand.

Baca Juga:

Diakhir pertemuan, tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, lima Wakil Negara/ Pemerintahan negara-negara Asia Tenggara, yaitu Menteri Luar Negeri Indonesia (Adam Malik), Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional Malaysia (Tun Abdul Razak), Menteri Luar Negeri Filipina (Narciso Ramos), Menteri Luar Negeri Singapura (S. Rajaratnam), dan Menteri Luar Negeri Thailand (Thanat Khoman) menindaklanjuti Deklarasi Bersama dengan melakukan pertemuan dan penandatanganan Deklarasi ASEAN (The ASEAN Declaration) atau yang dikenal dengan Deklarasi Bangkok (Bangkok Declaration).

Isi Deklarasi Bangkok itu adalah sebagai berikut:

  • Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara;
  • Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional;
  • Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi;
  • Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada;
  • Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.

Faktor Penghambat Kerjasama ASEAN dan Contohnya

Peran Indonesia di ASEAN dalam Bidang Kesehatan

Berikut peran Indonesia di ASEAN dalam bidang kesehatan:

Sebagai Ketua Badan Sektoral Kesehatan ASEAN (AHMM) untuk periode tahun 2020-202

ASEAN Health Ministers ‘Meeting (AHMM) bertujuan untuk menentukan kebijakan Kesehatan ASEAN dan mendukung keputusan dan laporan Senior Officials’ Meeting on Health Development (SOMHD). Pertemuan tersebut bertemu setiap dua tahun sekali, dan juga mengadakan pertemuan khusus yang diperlukan untuk membahas hal-hal yang mendesak.

SOMHD merupakan pertemuan yang digelar setidaknya sekali dalam setahun untuk membahas pembangunan kesehatan guna menghasilkan kebijakan strategis serta memberikan arahan agar tujuan serta target yang telah dirancang tercapai.

Badan kerjasama kesehatan ASEAN ini, bertugas memonitoring kemajuan kerja sama dan mendiskusikan potensi kerja sama ASEAN sektor kesehatan dengan negara mitra dan lembaga internasional terkait, mendiskusikan penyusunan APHDA 2021-2025, mendiskusikan inisiatif baru ASEAN dalam respon pandemi COVID-19 dan potensi kegawatdaruratan kesehatan di masa yang akan datang dan merumuskan rekomendasi dan tindak lanjut untuk dilaporkan kepada Menteri Kesehatan ASEAN.

Sebagai Penggerak Mengatasi Akibat Pandemi COVID-19 di ASEAN dan Negara Mitra

Menteri-menteri dari Indonesia dan negara ASEAN saling bertukar pandangan terkait upaya-upaya yang telah dilakukan dalam meminimalisasi penyebaran COVID-19 dan memulihkan aktivitas ekonomi masing-masing.

Hasil dari pertemuan tersebut para menteri mengesahkan ASEAN-Japan Economic Resilience Action Plan sebagai tindak lanjut Joint Statement on Initiatives on Economic Resilience in Response to the Corona Virus Disease (COVID19) Outbreak yang telah dipublikasikan pada 22 April 2020.

Beberapa kerja sama yang tercakup dalam rencana aksi tersebut dan dapat dilakukan untuk memulihkan ekonomi ASEAN, antara lain meningkatkan kerja sama dan kolaborasi; menjamin keterbukaan pasar; meningkatkan fasilitasi dan arus perdagangan, khususnya barang penting (essential goods) dan produk medis; serta menghindari penerapan hambatan-hambatan nontarif yang tidak diperlukan.

Baca Juga: Kerja Sama ASEAN, Penjelasan dan Contohnya

Kerjasama bidang pendidikan dan pusat studi ASEAN

Sesuai Deklarasi Bangkok (1967) tentang Kerjasama eksternal ASEAN yang bertujuan untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara, serta memelihara kerja sama erat dan bermanfaat dengan organisasi internasional dan regional yang mempunyai kesamaan tujuan” (Bab XII Pasal 41 Piagam ASEAN), maka hingga tahun 2016, ASEAN melakukan kerjasama dengan 28 negara dan berbagai organisasi regional.

Pusat kajian ASEAN, termasuk diantaranya meneliti masalah kesehatan masyarakat, diselenggarakan di negara-negara ASEAN, atau dalam bentuk program kegiatan yang terjadwal sehingga mendapat sponsor dari Mitra Kerjasama ASEAN.

Berikut adalah beberapa bentuk kegiatan hasil kerjasama ASEAN di Perguruan Tinggi Negara ASEAN:
INDONESIA: The International Conference on South East Asia Studies, Center For Southeast Asian Social Studies (CESASS), Universitas Gajah Mada.
THAILAND: ASEAN Week, Asean Youth Exchange Program. ASEAN Studies Centre, Chulalongkorn University.
MALAYSIA: CARUM, Centre for ASEAN Regionalism University of Malaya. Asia Europa Conference, Fellowship, Summer School. Universitas Malaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *