indomaritim.id, Jakarta – Pertamina kembali menggelar forum energi terbesar di Indonesia yang ke-6 dalam ajang Pertamina Energi Forum (PEF) 2019. Ajang diskusi energi ini akan berlangsung di Jakarta pada 26 – 27 November 2019 dengan mengetengahkan isu terkini mengenai perkembangan trend di dunia energi dengan tema “Driving Factors: What will Shape the Future of Energy Business”.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menguraikan, sebagai pelaku utama industri migas di Indonesia, sejak tahun 2013 Pertamina secara rutin menyelenggarakan diskusi tahunan energi. Menurutnya, Pertamina Energy Forum 2019 menjadi arena pengembangan gagasan dan pemikiran para pelaku industri serta pemangku kepentingan di sektor energi.
“Kami menyadari dunia mengalami disrupsi yang akan mengubah pola bisnis energi ke depan. Untuk itu, Pertamina terus melakukan terobosan untuk mengantisipasi revolusi energi dengan melakukan inovasi bisnis dan pengembangan produk energi sesuai trend global,” ujarnya.
PEF 2019, lanjut Fajriyah Usman merupakan bagian dari kegiatan Hari Ulang Tahun Pertamina ke-62, pada Desember 2019 mendatang. Seminar internasional di sektor energi ini, akan dihadiri lebih dari 1.000 orang, baik dari pengambil kebijakan di bidang energi, perwakilan pejabat pemerintahan, dan pengamat serta ahli energi.
“Melalui PEF, Pertamina juga akan menyampaikan berbagai informasi yang telah dan akan dilakukan perusahaan dalam melaksanakan peran utamanya menjadi penyediaan energi ke seluruh wilayah Indonesia sekaligus menjawab tantangan masa depan bisnis energi global,” imbuhnya.
Fajriyah menambahkan, pada gelaran tahunan ini yang akan berlangsung selama 2 hari ini, Pertamina juga akan menghadirkan narasumber yang kompeten, baik dari kalangan akademisi dan pelaku industri energi maupun sektor terkait yang berskala nasional, regional dan global.
“Kami mengundang para pemangku kepentingan untuk hadir menyampaikan gagasan baru dan progresif sebagai informasi dan masukan bagi Pertamina dalam rangka mengupayakan kedaulatan, ketahanan dan kemandirian energi nasional,” pungkasnya.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga