Bojonegoro, indomaritim.id – PT Pertamina EP Cepu (PEPC) merampungkan pemasangan absorber atau absorber erection pada Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Desa Bandungrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Pemasangan perangkat absorber, yang berfungsi sebagai alat pemisah gas alam dengan H2S, dilakukan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri–Japan Gas Corporation–Japan Gas Indonesia (RJJ).
“Kita telah merampungkan pemasangan absorber di proyek ini. Alat ini cukup penting bagi operasional GPF, karena gas yang dihasilkan akan diproses, dipisahkan dari unsur H2S,” kata Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan melalui sambungan jarak jauh, Selasa, (5/5/2020).
Absorber adalah alat yang digunakan untuk proses absorbsi, yaitu proses penyerapan fluida gas oleh seluruh bagian zat cair sebagai absorben. Dengan tinggi sekitar 62 meter dari permukaan tanah, absorber yang memiliki berat 550 ton akan dipasang dengan melakukan Pre Job Safety Meeting (PJSM) terlebih dahulu. Alat dipasang menggunakan boom crane setinggi 90 meter, kapasitas 1.350 ton dan 350 ton.
“Kami selangkah lebih maju lagi, untuk mencapai target pada tahun 2021. Terutama di masa pandemi COVID-19 ini, kami mohon doa masyarakat Indonesia agar proyek JTB dapat segera operasi tepat waktu,” ujar Jamsaton Nababan memungkasi.
Proyek Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru merupakan proyek strategis nasional. Di Lapangan JTB terdapat enam sumur, yakni empat sumur di Jambaran East dan dua sumur di Jambaran Central.
Dari sumur-sumur tersebut, PEPC menargetkan untuk memproduksi gas dan kondensat dengan produksi rata-rata gas sebesar 315 MMSCFD dan target gas pada 2021 dengan sales gas sebesar 192 MMSCFD.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga