Jakarta, indomaritim.id – Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, pada Hari Anak Nasional (HAN) 2021 ini berbicara mengenai Wajah Perlindungan Anak Indonesia di Masa Pandemi, Jumat (23/7/2021).
Selama pandemi COVID-19, anak-anak lebih sering bertemu dengan orang tuanya dibandingkan dengan guru di sekolah karena harus belajar secara daring.
Menurut Kak Seto, pembelajaran daring dari rumah ini juga menimbulkan masalah-masalah antara lain: kuota habis, susah sinyal, membosankan, mata lelah, serta tidak semua anak memiliki handphone.
“Masalah-masalah tersebut berdampak pada anak sehingga anak-anak menjadi gelisah, cemas, susah tidur, sulit makan, malas belajar, dan marah-marah. Survei KPPPA menunjukkan bahwa 13 persen anak sudah mengalami depresi,” ungkap Kak Seto pada Webinar Peringatan HAN 2021.
Orang tua memiliki peran penting untuk tumbuh kembang anak. Ketika orang tua stress, anak-anak menjadi jenuh dan hasil belajar meenjadi tidak optimal.
Sesuai Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19, maka belajar daring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.
“Kurikulum pendidikan mohon lebih berpihak pada hak anak yaitu kurikulum kehidupan”, ucap Kak Seto.
Kak Seto juga mengajak orang tua untuk menciptakan suasana belajar dalam keluarga yang lebih ramah anak dan orang tua hendaklah menjadi sahabat serta idola anak.
“Kunci sukses menghadapi anak anak adalah kreatif. Anak terlindungi, Indonesia maju,” tutupnya.
Reporter: Haresti Amrihani
Editor: Mulyono Sri Hutomo