Jakarta, indomaritim.id – Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia menggelar lomba virtual kolintang bershalawat untuk pertama kalinya di tahun 2021 ini.
Ketua Umum DPP PINKAN Indonesia, Penny Iriana Marsetio mengatakan, perlombaan ini diharapkan dapat membuka wacana masyarakat Indonesia dan tentunya dunia pesantren, dunia pendidikan Islam lainya bahwa musik kolintang bukan hanya musik agama kristiani.
Perlombaan yang digelar pertama kali ini akan memperebutkan piala bergilir Menteri Agama Republik Indonesia dan final lomba akan diselenggarakan hari ini, Sabtu (25/9/2021) di Auditorium Abdul Rahman Saleh, RRI Jakarta.
“Mudah-mudahan acara berjalan lancar dan untuk final di RRI akan menampilkan 20 peserta dan membutuhkan waktu 200 menit dengan masing-masing peserta sekitar lima menit juga ditambahkan komentar dan masukan dari pakar,” kata Ketum PINKAN Indonesia.
Franki Raden, komponis yang selaku dewan juri dalam acara ini juga menyampaikan, acara ini diadakan termasuk memperjuangkan supaya kolintang bisa diterima sebagai World Culture Heritage oleh UNESCO.
“Sebuah upaya yang sangat besar dan saya berharap ini bisa berhasil,” tambahnya.
Hadir juga dalam acara press conference, Gus Zastrouw dan KH Nurul Huda dari Pesantren Motivasi Indonesia, Jumat (24/9/2021).
“Orang sering berasumsi bahwa musik itu beragama, misalnya rebana milik orang Islam, keyboard milik orang Kristen, kolintang milik orang Manado, gamelan milik orang Hindu. Padahal secara hakikat musik itu tidak beragama. Tapi musik itu menjadi sarana untuk mengintregasikan, mengembangkan spirit religiusitas keagamaan. Lomba ini ijtihad kebudayaan yang luar biasa, dan dengan cara ini agama bisa diekspresikan dengan cara yang indah dan menenangkan,” ucap Gus Zastrouw.
KH Nurul Huda juga menambahkan, yang menarik pada lomba kali ini adalah kebesertaan pesantren. Ini momennya sangat tepat di saat pemerintah memberikan perhatian penuh kepada pesantren dan dalam rangka Hari Santri Nasional 22 Oktober. Dan karena itu, pesantren tidak alergi dengan musik.
Lomba virtual kolintang bershalawat ini diikuti tidak hanya dari masyarakat muslim saja, semua agama bisa mengikuti. Dan pesertanya hampir 70% kelompok ibu-ibu.
Reporter: Haresti Amrihani
Editor: Rajab Ritonga