Pj. Gubernur Heru Budi Hartono Pantau Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi di Cilincing Jakarta Utara

oleh
Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, didampingi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Mirdiyanti, meninjau RPTRA Intiland Teduh, Cilincing, Jakarta Utara, untuk memantau intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi, pada Jumat (15/3/2023). Foto: Dinas Kominfotik Pemprov DKI Jakarta
Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, didampingi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Mirdiyanti, meninjau RPTRA Intiland Teduh, Cilincing, Jakarta Utara, untuk memantau intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi, pada Jumat (15/3/2023). Foto: Dinas Kominfotik Pemprov DKI Jakarta

Jakarta, indomaritim.id Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, didampingi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Mirdiyanti, meninjau RPTRA Intiland Teduh, Cilincing, Jakarta Utara, untuk memantau intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi, pada Jumat (15/3/2023). Kegiatan tersebut, meliputi peninjauan Posyandu Balita, Lansia, dan Posbindu, serta penyerahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang sudah melakukan medical check-up.

Dalam kesempatan ini, Pj. Gubernur Heru menegaskan, penanganan stunting menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta. Upaya penurunan angka stunting terus dilakukan melalui berbagai kegiatan, di antaranya pelaksanaan Posyandu, pemberian suplemen tablet tambah darah, serta pemenuhan pangan bergizi dan pola pangan yang memenuhi syarat Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).

“Jadi, pola pangan B2SA, meliputi pangan utama, lauk, sayur, buah dan protein hewani yang perlu dikenalkan kepada ibu hamil, sebagai Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) untuk anak sampai usia dua tahun. Dengan kecukupan asupan tersebut, kita berharap potensi stunting bisa kita tanggulangi. Karena, jangan sampai stunting terus menjadi penghambat pertumbuhan generasi penerus bangsa, dan itu yang kita targetkan,” ujar Pj. Gubernur Heru.

Selain itu, Pj. Gubernur Heru juga mengajak seluruh stakeholder dapat bergotong royong menangani stunting di Jakarta. Menurutnya, anak-anak Jakarta berhak untuk tumbuh dan berkembang baik agar di masa depan bisa menjadi pribadi yang aktif, sehat, dan produktif, serta berguna bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu, Pj. Gubernur Heru mengimbau para ibu agar rutin membawa anaknya ke Posyandu untuk pemeriksaan kesehatan dan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala.

BACA JUGA: Ketum IKKT PWA Ny. Evi Agus Subiyanto Kunjungi Sekolah Darurat Kartini Ibu Kembar di Jakarta Utara

“Tadi kita lihat sudah ada beberapa anak yang lolos dari kondisi stunting, jika dilihat dari berat dan tinggi badannya naik secara signifikan. Selain itu, juga ada yang masih berproses penanganannya. Saya harap semoga gizi anak-anak tetap dijaga. Lalu, kepada orang tua, jangan lupa bawa anaknya ke Posyandu, sesuaikan dengan jadwalnya. Supaya anak-anak kita sehat, bisa sekolah, bisa menggapai cita-citanya,” tambah Pj. Gubernur Heru.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati menambahkan, beragam jenis pangan dapat ditemukan di lingkungan masyarakat untuk asupan gizi dalam mencegah stunting. Hal tersebut bisa diperoleh dengan membeli di pasar maupun menanam sendiri di pekarangan atau lingkungan sekitar.

“Dari aneka sayuran, tanaman obat keluarga (TOGA), dan tanaman buah-buahan, itu mengandung berbagai vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya yang berguna bagi anak-anak. Ini juga baik dikonsumsi segar atau diolah terlebih dahulu sebagai menu utama maupun kudapan,” ujar Suharini.

Suharini juga meyebut, lahan di RPTRA Intiland Teduh memiliki potensi sebagai lokasi urban farming yang dapat dikelola oleh pengelola RPTRA. Hasil panennya bisa dibagi atau diolah sebagai menu kudapan pada saat Posyandu. Sehingga, kegiatan di Posyandu tidak hanya terkait kesehatan, tetapi juga sebagai sarana edukasi tentang urban farming dan diversifikasi olahan pangan.

“TP PKK DKI Jakarta dapat menjadi mitra untuk melakukan urban farming dan pengolahannya. Melalui Kelompok Tani (Poktan) Hatinya PKK, masyarakat dapat mengoptimalkan lahan dan pekarangan sebagai sumber pangan bergizi. Bahan pangan hasil produksi sendiri memiliki beberapa keuntungan, di antaranya lebih sehat, segar dan aman dikonsumsi, baik dalam bentuk segar maupun olahan,” pungkas Suharini.