Prajurit Lanal Ternate Terus Lanjutkan SAR dan Beri Bantuan Korban Banjir

oleh
Prajurit Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) Ternate bersama tim Search and rescue (SAR) gabungan terus melaksanakan proses lanjutan evakuasi terdampak bencana banjir bandang di Kel. Rua, Kota Ternate pada Senin, (26/8/2024). Foto: Dispen Koarmada III/Letkol Laut Ajik S., S.E.
Prajurit Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) Ternate bersama tim Search and rescue (SAR) gabungan terus melaksanakan proses lanjutan evakuasi terdampak bencana banjir bandang di Kel. Rua, Kota Ternate pada Senin, (26/8/2024). Foto: Dispen Koarmada III/Letkol Laut Ajik S., S.E.

Ternate, indomaritim.id Prajurit Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) Ternate bersama tim Search and rescue (SAR) gabungan terus melaksanakan proses lanjutan evakuasi terdampak bencana banjir bandang di Kel. Rua, Kota Ternate pada Senin, (26/8/2024).

“Sampai saat ini, korban jiwa meninggal dunia yang sudah ditemukan berjumlah total 19, korban material ada 26 unit rumah rusak berat terendam lumpur endapan banjir,” kata Komandan Lanal Ternate, Kolonel Laut (P) Supriyadi.

“Sampai dengan hari ini Senin 26 Agustus pukul 15.30 WIT, ada tiga orang yang belum di ketemukan oleh tim SAR,” terangnya.

“Tim SAR yang terdiri dari personel Lanal Ternate, Kodim 1501, gabungan Polda Maluku Utara, Basarnas, Tagana, Satpol PP, BNPB, PMI dan dibantu para warga masih melakukan bantuan evakuasi pencarian korban jiwa dan membersihkan fasilitas umum,” ujarnya.

Kolonel Laut (P) Supriyadi menambahkan, selain melaksanakan bantuan SAR, ibu-ibu pengurus Jalasenastri Lanal Ternate juga memberikan bantuan berupa sembako kepada terdampak korban bencana banjir.

Danlanal Ternate menjelaskan, untuk kegiatan pencarian masih akan terus dilukukan sampai dengan batas yang ditentukan.

“Tim SAR dan anggota kamu juga fokus untuk melaksanakan pembersihan fasiltas umum dan rumah-rumah warga yang menjadi korban banjir bandang,” ujar Kolonel Laut (P) Supriyadi memungkasi.

Kota Ternate mengalami bencana banjir bandang pada Minggu, (25/8/2024) sekitar pukul 04.00 WIT.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia menyampaikan, situasi bencana banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara merupakan tipe Gerakan tanah aliran bahan rombakan. Hal ini dapat dilihat dari material yag terendapkan berupa material campuran bahan rombakan yang dipicu oleh hujan intensitas sedang – tinggi dengan durasi yang cukup lama.

Aliran bahan rombakan terjadi disebabkan adanya peningkatan atau tingginya tingkat erosional/runoff air permukaan pada material batuan/tanah yang mudah lepas/tidak padu. Material batuan dan tanah pada lereng tengah dan atas merupakan material bekas dari material lama yang terendapkan akibat proses banjir bandang lampau yang dapat dilihat dari bentukan morfologi lama kipas aluvial.

lnfiltrasi air permukaan dan curah hujan yang berlebih pada material endapan aluvial ini memudahkan terjadinya pergerakan pada lereng yang relatif curam.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mempekirkan faktor penyebab terjadinya tanah longsor sebagai berikut:

Bentukan morfologi lama berupa dataran kipas alluvial dengan kemiringan lereng atas yang curam,
Material bahan rombakan longsoran lama berupa bongkah batuan yang tidak terkompaksi (tidak padu) yang terendapkan pada lereng bagian tengah;
Air hujan yang meresap ke dalam tanah dapat memicu aliran tingkat jenuh air, dan air hujan yang terus turun dapat membawa material ini ke bawah dalam bentuk aliran lumpur.
Daerah hulu yang mengalami deforestasi atau degradasi vegetasi alami cenderung memiliki tanah yang tidak dapat menyerap air dengan baik. lni meningkatkan risiko terjadinya aliran lumpur karena air hujan tidak terserap oleh tanah dengan efisien.;
Sistem fluktuasi keairan yang tidak terkontrol;

Secara keseluruhan, interaksi antara curah hujan yang tinggi, morfologi, dan sifat litologi aluvium yang mudah larut dan tererosi menciptakan kondisi ideal untuk terjadinya debris flow (banjir bandang).

Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah dan aliran bahan rombakan di lokasi bencana, untuk menghindari terjadinya longsor susulan yang lebih besar dan jatuhnya korban jiwa disarankan bagi masyarakat yang terdampak bencana sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.

Juga melakukan pemantauan perkembangan aliran bahan rombakan dan keairan pada jalur aliran bahan rombakan hingga hulu untuk mengetahui kondisi terkini khususnya pada area hulu/sumber aliran bahan rombakan.