Presiden Ibrahim Mohamed Solih Berharap Indonesia Buka Peluang Bagi Warga Maladewa dalam Bidang Pendidikan

oleh
Ibrahim Mohamed Solih dan Dewi Gustina Tobing

Jakarta, indomaritim.id – Presiden Maladewa, Ibrahim Mohamed Solih, berharap Indonesia buka peluang bagi warga Maladewa yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di Indonesia. “Harapan tersebut disampaikan Presiden Maladewa saat melakukan pembicaraan bilateral dengan Duta Besar RI untuk Maladewa (non-residen), Dewi Gustina Tobing, pasca upacara penyerahan surat-surat kepercayaan di Istana Presiden di Male (17/5/2022) pukul 11.00 waktu setempat”, ungkap Heru Prayitno, Minister Counsellor KBRI Kolombo melalui release kepada media.

“Presiden Ibrahim Mohamed Solih juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan Maladewa-Indonesia, perlunya lebih mengeksplorasi bidang-bidang kerja sama baru untuk memperkuat kemitraan, serta mendorong penguatan dialog bilateral kedua negara”, kata Heru.

Dubes Dewi menyambut baik usulan kerja sama di bidang pendidikan dan menyampaikan pendidikan universitas serta pendidikan vokasi yang dikembangkan Indonesia terbuka untuk dimanfaatkan Maladewa bagi peningkatan kapasitas sumber dayanya. Dubes Dewi sepakat perlunya penguatan dialog antara kedua negara untuk mengangkat peluang yang tersedia serta mengimplementasinya.

Presiden Ibrahim dan Dubes Dewi juga sepakat perlunya peningkatan hubungan antar masyarakat atau people-to-people relations. “Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan Maladewa sebagai negara Islam serta hubungan sejarah di bidang budaya yang terjalin sejak lama akan menjadi jembatan kuat dalam meningkatkan aktifitas people-to-people” jelas Dubes Dewi.

Dubes Dewi lebih lanjut menyampaikan kepada Presiden Maladewa perlunya kedua negara mendorong peningkatan hubungan perdagangan. “Volume perdagangan Indonesia-Maladewa pada tahun 2021 senilai US$ 40,8 juta, dengan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 39,5 juta. Namun nilai ini masih jauh dari potensi yang dimiliki mengingat Maladewa mengimpor hampir 90% kebutuhan dalam negerinya dengan total impor pada tahun 2021 sekitar US$ 2,5 milyar” papar Dubes Dewi.

Peluang ini dapat dimanfaatkan pengusaha Indonesia masuk ke pasar Maladewa. Termasuk untuk mensuplai produk halal bagi penduduk Maladewa yang berjumlah 500 ribu orang dan produk-produk yang dibutuhkan resort-resort guna melayani kebutuhan turis asing yang berkunjung ke Meladewa, yang mencapai hingga 1,5 juta per tahun. “Maladewa juga terbuka bagi produk-produk non-makanan, seperti untuk mendukung infrastruktur, serta kebutuhan resort-resort serta kebutuhan masyarakat Maladewa pada umumnya” tambah Dubes Dewi.

Dubes Dewi secara khusus meminta dukungan Pemerintah Maladewa dalam upaya memberikan pelindungan bagi keberadaan sekitar 2.500 pekerja Indonesia yang pada umumnya bekerja di sektor pariwisata dan sektor ekonomi lainnya. Dubes Dewi juga berharap dapat diberikan kesempatan kerja yang lebih besar kepada tenaga kerja Indonesia mengingat kebutuhan Maladewa yang cukup besar. Dubes Dewi selanjutnya sepakat pentingnya kerja sama pariwisata kedua negara mengingat Maladewa terkenal dengan pariwisatanya dan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor pariwisata.

Mengakhiri pembicaraan, Presiden Ibrahim dan Dubes Dewi sampaikan optimisme bahwa hubungan kedua negara akan terus tumbuh dan berkembang ke arah yang konstruktif dan saling menguntungkan. Selain peningkatan hubungan bilateral, pada pertemuan tersebut juga disepakati perlunya penguatan kerja sama regional dan multilateral antara lain dalam organisasi PBB, Organisasi Konferensi Islam, Non-Blok, Colombo Plan, Archipelagic and Island States (AIS) dan Indian Ocean Rim Association (IORA).

Pada upacara penyerahan surat-surat kepercayaan, Presiden Maladewa didampingi oleh Minister of State for Foreign Affairs, Ahmed Khaleel, dan Chief of Staff of the President’s Office, Ali Zahir. Sesuai pengaturan protokol, Dubes Dewi terlebih dahulu menuliskan pesan-pesan untuk Presiden Maladewa sebelum mengikuti upacara penyerahan surat-surat kepercayaan. “Adapun pesan tertulis antara lain berisi penyampaian salam hangat Presiden Joko Widodo untuk Presiden Ibrahim Mohamed Solih, serta untuk pemerintah dan rakyat Maladewa” pungkas Heru.

Maladewa merupakan negara kepulauan yang berada di Samudera Hindia dengan jumlah penduduk sekitar 500 ribu dan 100 persen beragama Islam. Kepulauan Maladewa atau lebih dikenal dengan Maldives ini secara geografis termasuk negara yang berada di Asia Selatan. Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Maladewa pada tanggal 2 September 1974.