Jakarta, indomaritim.id – “Indonesia perlu membangun industri pertahananan secara mandiri demi terciptanya kemandirian pertahanan dalam bentuk terwujudnya postur pertahanan Indonesia yang kuat tanpa tergantung pada industri pertahanan negara lain”, ucap Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio dalam acara Diskusi dan Peluncuran Buku ke-6 Laksamana Madya TNI (Purn) Dr. Agus Setiadji yang berjudul “Arah Kemadirian Pertahanan”, di Jakarta, Selasa (14/12/2021).
Marsetio mengatakan, arah kemandirian industri pertahanan sudah mulai terwujud dengan adanya transfer of technology dan transfer of knowledge pada pembuatan korvet Sigma, KRI Martadinata, KS kelas Changbogo, dan KRI Alugoro di PT PAL Surabaya.
Menurutnya, industri pertahanan yang mandiri merupakan salah satu komponen kepentingan nasional bangsa Indonesia guna menjamin stabilitas keamanan nasional dan pertahanan negara.
“Kepentingan nasional Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”, tambah Marsetio yang juga Guru Besar Universitas Pertahanan.
Ia juga menambahkan, keterbatasan anggaran menjadi isu sentral yang tidak pernah tuntas dalam membahas Kemandirian Pertahanan Indonesia. Kebijakan Umum Pertahanan Negara (Point 9 Perpres No. 7 tahun 2008) belum membahas hal-hal yang berkaitan dengan kemandirian pertahanan. Pada sisi lain, kekuatan TNI terus mengalami degradasi seiring dengan makin tuanya alutsista yang dimiliki.
Peluncuran buku keenam karya Agus Setiadji ini juga dihadiri sekaligus dibedah oleh pengamat kemiliteran dan pertahanan, Dr Connie Rahakundini, serta Direktur Utama PT Infoglobal Teknologi Semesta, Adi Sasongko.