PT. Pandosoft Teknologi Indonesia Kenalkan Teknologi Video Streaming Berbasis Blockchain dan Komunitas

oleh
Chief Executive Officer PT. Pandosoft Teknologi Indonesia, Yudianto Tri. Foto: istimewa
Chief Executive Officer PT. Pandosoft Teknologi Indonesia, Yudianto Tri. Foto: istimewa

Jakarta, indomaritim.id – PT. Pandosoft Teknologi Indonesia mengenalkan teknologi video streaming berbasis blockchain kepada masyarakat. Dengan teknologi berbasis blockchain ini, video streaming diklaim lebih cepat diakses sekaligus bernilai ekonomis.

Secara bertahap, PT. Pandosoft Teknologi Indonesia meluncurkan empat aplikasi andalannya yaitu pandogo, pandojo, showus dan tutorx. Keempatnya, dikemas dalam satu konsep bernama Pando Project.

Chief Executive Officer PT. Pandosoft Teknologi Indonesia, Yudianto Tri, mengkonfirmasi rencana bisnis Pandosoft perusahaan prinsipal partnernya di mancanegara pemilik Pando Project pada peresmian soft launch kantor PT. Pandosoft Teknologi Indonesia di sebuah kawasan bisnis dan perkantoran di area Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

“Kami optimis dengan perkembangan Pandosoft di Indonesia ke depan karena perpaduan konsep video streaming, blockchain dan komunitas ini akan segera menggebrak pasar di Indonesia mulai pertengahan tahun ini,” kata Yudianto Tri kepada pewarta melalui siaran pers, Senin (15/2/2021).

Ia menyebutkan, potensi layanan video streaming sangat besar dengan permintaan yang semakin meningkat. Diperkirakan, 80 persen jaringan pita lebar Internet dunia dipergunakan untuk fasilitas video streaming, sisanya 20 persen terbagi untuk layanan suara, data dan lainnya.

“Karena volume video streaming yang semakin besar dari waktu ke waktu, disertai kecanggihan perkembangan teknologi video yang sudah menstandardkan pada layanan 4K, 8K bahkan 360 Virtual Reality Streaming maka membuat kelambatan pada pengiriman streaming video data dari video server provider kepada pemirsa,” ujar Yudianto Tri.

Untuk mengatasi kelambatan tersebut, Pando Project menggunakan teknologi blockchain untuk mendistribusikan data sekaligus mengamankannya melalui distribusi melalui jaringan Internet ke perangkat-perangkat yang dimiliki ke komunitas. Proses distribusi ini, dilindungi enkripsi pesan yang diacak untuk menjamin keamanan data.

Tak hanya berfungsi mempercepat layanan, konsep video streaming ini memiliki nilai ekonomis yang telah berjalan di Amerika Serikat dan beberapa negara benua Eropa. Konsep yang sama, diusung Pando Project yang terinspirasi dari suksesnya bisnis video streaming Thetatv di Amerika Serikat dan benua Eropa yang juga berbasis blockchain.

Thetatv mempergunakan theta token sebuah mata uang kripto yang diluncurkannya untuk mendukung seluruh aktifitas video streaming di platform thetatv. Kesuksesan platform tersebut, membuat theta token yang tahun lalu harganya hanya berkisar 6 sen USD melonjak menjadi 3 USD per Februari 2021.

Ini berarti sebuah lonjakan lebih dari 5.000 persen dalam waktu sekitar setahun dan sebuah kenaikan harga token yang melebihi kenaikan harga Bitcoin dalam setahun terakhir ini. Bahkan theta token mulai tahun lalu sudah ditransaksikan di bursa penukaran kripto terbesar bernama binance dan dinobatkan oleh cointelegraph sebagai peringkat 5 token kripto terlaris saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *