Puluhan Kapal Perang Gelar Uji Kemampuan Teknologi di Perairan Laut Jawa

oleh
Kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI AL Tahun 2021 memasuki tahap Gerakan Menuju Sasaran satu. Foto: Dinas Penerangan Angkatan Laut.
Kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI AL Tahun 2021 memasuki tahap Gerakan Menuju Sasaran satu. Foto: Dinas Penerangan Angkatan Laut.

Jakarta,indomaritim.id Setelah dilepas kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNi Yudo Margono, S.E., M.M,. unsur-unsur kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI AL Tahun 2021 memasuki tahap Gerakan Menuju Sasaran satu (GMS I). Dalam rangka menuju daerah pendaratan harus melewati rintangan dari serangan musuh di tengah laut berupa serangan dari bawah air, permukaan dan udara, demikian salah satu skenario Latopsfib TNI AL di Dabo Singkep tahun ini.

“TNI AL yang menganut Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dimana hal ini sarat terhadap teknologi baik teknologi kapal perang, pesawat udara, kendaran tempur Marinir, konsekuansinya SDM TNI AL harus mumpuni. Setiap alut sista atau persenjataan harus selalu diupgrade sesuai dengan teknologi terkini,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, Sabtu (23/10/2021).

Kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib)  TNI AL Tahun 2021 memasuki tahap Gerakan Menuju Sasaran satu. Foto: Dinas Penerangan Angkatan Laut.
Kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI AL Tahun 2021 memasuki tahap Gerakan Menuju Sasaran satu. Foto: Dinas Penerangan Angkatan Laut.

Ia menambahkan, menciptakan kemampuan TNI AL yang Tangguh, profesional dan moderen, peran SDM merupakan kunci utama, mengingat filosofi TNI AL bukan manusia yg dipersenjatai, tetapi senjata yg diawaki, untuk itu manusianya (SDM) harus adjustable cepat menyesuaikan dengan persenjataan yang sarat teknologi.

“Personel TNI AL dituntut memiliki kemampuan dalam bidan teknologi sebagai pengawak alutsista berteknologi sesuai bidangnya masing-masing,” ujar Laksamana TNI Yudo Margono.

Manuvra dalam GMS I ini sejumlah KRI melaksanakan kegiatan antara lain, anti submarines warfare exercise, air deffense excersice dengan sasaran simulasi formasi pesud TNI AL Bonanza, anti air rapid open fire exercise dengan simulasi serangan udara musuh, dan anti surface warfare exercise.

Kegiatan serial latihan ini disaksikan langsung Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Para Pejabat Utama Mabesal dan Para Pangkotama TNI AL serta rencananya para anggota DPR RI dari Komisi I akan on board di Kapal Markas KRI Makassar-590.

Dalam serial latihan ini, menunjukkan profesionalisme para prajurit TNI AL dalam mengoperasikan alutsista, sehingga prajutit TNI AL mampu sebagai pengawak kekuatan teknologi, kemampuan ini sekaligus menunjukan kekuatan TNI AL.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *