Satkopaska Koarmada III Uji Kelaikan Parasut Baru

oleh
Tim Satkopaska Koarmada III melaksanakan uji kelaikan payung Parasut baru di Bandara Kalijati. Foto: Dispen Koarmada III
Tim Satkopaska Koarmada III melaksanakan uji kelaikan payung Parasut baru di Bandara Kalijati. Foto: Dispen Koarmada III

indomaritim.id, Sorong – Parasut yang handal merupakan kebutuhan bagi Satuan Komando Pasukan Katak Komando Armada (Satkopaska Koarmada) III dalam melaksanakan tugasnya. Sejak beberapa hari ini, Satu tim Satkopaska Koarmada III melaksanakan uji kelaikan payung Parasut baru di Bandara Kalijati, Cirebon, Jawa Barat.

Komandan Satkopaska Koarmada III Letkol Laut (P) Yudo Ponco Ari P., M.Tr. Hanla., mengatakan bahwa Parasut yang baru ini dari jenis Tactical Parachute Delivery System Light Load Tactical (LLT TPDS) sebagai sarana infiltrasi udara prajurit Satkopaska Koarmada III.

Baca Juga: Aksi Pendadakan Kopaska ke Kapal Malaysia di Ambalat

“Kedepan Satkopaska Koarmada III akan melaksanakan latihan terjun Freefall di Sorong, Papua Barat. Dengan didukung pesawat udara patroli maritim TNI AL, jenis Cassa, daerah latihan yang bagus, dan alutsista yang memadai, kita meningkatkan profesionalisme prajurit, agar selalu siap melaksanakan setiap saat, kapan dan dimanapun,” ujarnya di Mako Koarmada III Jl. Poros Katapop, Desa Majener, Distrik Salawati, Kab. Sorong, Papua Barat, Minggu (10/1/2021).

Komando Pasukan Katak disingkat Kopaska adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah “Tan Hana Wighna Tan Sirna” yang berarti “tak ada rintangan yang tak dapat diatasi”.

Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954. Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya.

Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa, penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism .

Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.

Anggota Kopaska, wajib juga memiliki kemampuan terjun dasar mendarat di darat dan kemampuan terjun secara statik juga free fall, untuk mendarat di sasaran sasaran lepas pantai dan laut.

Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: 
Rajab Ritonga

 

Artikel Bersponsor:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *