September 2020, Sebagian Besar Harga Komoditas Produk Pertambangan Mengalami Kenaikan

oleh
Ilustrasi tambang batubara. Foto: Istimewa

Jakarta, indomaritim.id – Menuju periode akhir Agustus 2020, harga beberapa komoditas produk pertambangan menunjukkan tren yang positif di tengah pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan harga beberapa komoditas produk pertambangan mengalami kenaikan yang cukup signifikan akibat adanya permintaan dunia yang meningkat.

Kondisi ini mempengaruhi penetapan harga patokan ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan bea keluar (BK) untuk periode September 2020. Ketentuan ini ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70 Tahun 2020, tanggal 27 Agustus 2020.

“HPE produk pertambangan periode September 2020 mengalami fluktuasi di antaranya komoditas konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat timbal, konsentrat seng, konsentrat pasir besi, konsentrat ilmenite dan bauksit yang telah dilakukan pencucian mengalami kenaikan dibandingkan periode bulan lalu. Harga beberapa komoditas produk pertambangan sudah mulai mengalami kenaikan dikarenakan adanya permintaan dunia yang meningkat,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Didi Sumedi.

“Sementara itu, komoditas konsentrat mangan mengalami penurunan harga dikarenakan adanya kelebihan supplai dan juga penurunan permintaan pasar di pabrik pemurnian mangan di Tiongkok. Selain itu, konsentrat rutil juga mengalami penurunan harga dikarenakan permintaan konsentrat rutil pada industri baja mengalami penurunan,” lanjutnya.

Sejumlah produk pertambangan yang dikenakan BK adalah konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat pasir besi, pellet konsentrat pasir besi, konsentrat mangan, konsentrat timbal, konsentrat seng, konsentrat ilmenit, konsentrat rutil, dan bauksit yang telah dilakukan pencucian.

Perhitungan harga dasar HPE untuk komoditas konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat pasir besi, konsentrat mangan, konsentrat ilmenit, dan konsentrat rutil bersumber dari Asian Metal dan Iron Ore Fine Australian. Sedangkan konsentrat tembaga, pellet konsentrat pasir besi, konsentrat timbal, konsentrat seng, dan bauksit bersumber dari London Metal Exchange (LME).

Dibandingkan periode sebelumnya, produk pertambangan yang mengalami kenaikan harga rata-rata pada periode bulan September 2020 adalah konsentrat tembaga (Cu ≥ 15 persen) dengan harga rata-rata sebesar USD 2.855,44/WE atau naik sebesar 7,45 persen, konsentrat besi (hematit, magnetit) (Fe ≥ 62 persen dan ≤ 1 persen TiO2) dengan harga rata-rata sebesar USD 99,70/WE atau naik sebesar 11,22 persen, konsentrat besi laterit (gutit, hematit, magnetit) dengan kadar (Fe ≥ 50 persen dan (Al2O3 + SiO2) ≥ 10 persen) dengan harga rata-rata sebesar USD 50,95/WE atau naik sebesar 11,22 persen, konsentrat timbal (Pb ≥ 56 persen) dengan harga ratarata sebesar USD 771,38/WE atau naik sebesar 4,55 persen, konsentrat seng (Zn ≥ 51 persen) dengan harga rata-rata sebesar USD 550,45/WE atau naik sebesar 10,63 persen, konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe ≥ 56 persen) dengan harga rata-rata sebesar USD 59,53/WE atau naik sebesar 11,22 persen, konsentrat ilmenit (TiO2 ≥ 45 persen) dengan harga rata-rata sebesar USD 275,83/WE atau naik sebesar 4,38 persen, dan Bauksit yang telah dilakukan pencucian (washed bauxite) (Al2O3 ≥ 42 persen) dengan harga rata-rata sebesar USD 22,96/WE atau naik sebesar 6,12 persen.

Sedangkan produk yang mengalami penurunan dibandingkan HPE periode sebelumnya adalah konsentrat mangan (Mn ≥ 49 persen) dengan harga rata-rata sebesar USD 212,93/WE atau turun sebesar 21,18 persen dan konsentrat rutil (TiO2 ≥ 90 persen) dengan harga rata-rata sebesar USD 856,34/WE atau turun sebesar 3,39 persen. Sementara itu, pellet konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe ≥ 54) dengan harga ratarata USD 117,98/WE tidak mengalami perubahan.

Menurut Didi, HPE periode September 2020 ini ditetapkan setelah memperhatikan berbagai masukan tertulis dan koordinasi dari berbagai instansi terkait.

Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: 
Rajab Ritonga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *