Susi Pudjiastuti: Fakultas Kelautan Seharusnya di Pesisir Pantai

oleh
Susi Pudjiastuti ©FAO/Giuseppe Carotenuto

Bandung, indomaritim.id – Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti mengatakan fakultas kelautan yang didirikan oleh sebuah perguruan tinggi seharusnya berada di wilayah pesisir pantai, bukan di daratan.

“Saya bisikkan tadi ke Pak Gubernur Jabar, Kang Emil, kenapa jauh-jauh (didirikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) di Pangandaran, tapi tetap saja ada di darat fakultasnya,” kata Menteri Susi saat Talk Show and Exhibition “Festival Membumikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa”, di Graha Sanusi Hardjadinta Unpad, Kota Bandung, Selasa.

Dia mengatakan letak fakultas kelautan yang didirikan oleh sebuah perguruan tinggi di daratan dinilainya kurang tepat.

“Kan kasihan mahasiswa jauh-jauh kuliah di Fakultas kelautan, tapi kampusnya di darat, itu seharusnya ada di dekat laut,” kata dia.

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti dijadwalkan akan meresmikan Program Studi Magister Konservasi Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

Pembukaan prodi ini merupakan respons Unpad dalam berkontribusi menghasilkan sumber daya yang kompeten di bidang konservasi laut.

Selain itu, pada peluncuran awal prodi Magister Konservasi Laut juga akan dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dan Rektor Unpad Prof Tri Hanggono Achmad dalam acara “Festival Membumikan Laut Sebagai Masa Depan Bangsa” yang akan digelar di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No 35 Kota Bandung

Dekan FPIK Unpad Dr Sc Agr Yudi Nurul Ihsan menjelaskan, sebagai negara dengan dua per tiga wilayah adalah lautan, Indonesia sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang konservasi laut.

Apalagi, kata dia, pemerintah telah menargetkan membangun 20 juta hektare kawasan konservasi laut (KKL).

“Tentu dibutuhkan SDM yang andal dalam mewujudkan dan mengelola kawasan konservasi ini,” ujar Yudi.

Dia mengatakan komitmen pembangunan KKL sendiri didasarkan adanya sejumlah permasalahan yang terjadi di laut.

Pencemaran laut, seperti sampah plastik dan tumpahan minyak menjadi ancaman besar bagi ekosistem laut dan perubahan iklim, juga berdampak pada kerusakan ekosistem.

Secara global, lanjut Yudi, terjadi penurunan jumlah ikan di lautan akibat meningkatnya eksploitasi dan pencurian ikan.

Menurut dia, hal ini yang mendorong dibutuhkannya kawasan konservasi yang memungkinkan ekosistem laut dapat terjaga.

Pembukaan prodi ini juga menjadi respons Unpad terhadap hasil (OOC) yang telah diselenggarakan di Bali, Oktober 2018.

Konferensi ini salah satunya menghasilkan komitmen pemimpin dunia dalam bidang konservasi laut.

“Unpad sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia meresponsnya dengan mendirikan prodi ini,” kata Yudi.

Pembukaan prodi Magister Konservasi Laut mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan Yudi menjelaskan pemerintah, baik Kemenristekdikti dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, memiliki skema khusus riset di bidang kemaritiman dan kelautan. Salah satu subsektornya mengenai konservasi laut.

“Di samping itu, KKP dan Unpad telah memiliki MoU, salah satunya dalam hal konservasi laut,” ujarnya.

Sasaran prodi ini adalah menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan mengembangan metode konservasi laut yang sesuai dengan karakteristik perairan di wilayahnya.

Lulusan juga mampu mengombinasikan teori dan praktik di lapangan untuk dapat memelihara kawasan konservasi laut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *