Tanda Globalisasi yang Ada di Lingkungan Masyarakat

oleh
Tanda Globalisasi yang Ada di Lingkungan Masyarakat
Tanda Globalisasi yang Ada di Lingkungan Masyarakat

Tanda globalisasi yang ada di lingkungan masyarakat dapat dilihat dengan banyaknya merk dan produk luar negeri yang dipasarkan di Indonesia. Tanda globalisasi bidang ekonomi, sosial dan budaya misalnya dengan banyaknya waralaba makanan cepat saji yang mengenalkan makanan dari luar negeri, contohnya McDonalds yang menjual burger Amerika, Pizza Hut yang menjual pizza dari Itali, HokBen yang menjual makanan cepat saji ala Jepang.

Hal-hal diatas menunjukkan bagaiman fakta globalisasi, khususnya di bidang industri makanan dan minuman. Semua restoran cepat saji McDonalds menampilkan lingkungan yang sama di seluruh dunia. Warna bangunan sampai menu burger dan cara penyajiannya sama di setiap tempat.

McDonalds adalah restoran cepat saji, waralaba dari Amerika Serikat. Uniknya, hamburger yang terkenal di restoran ini diciptakan oleh imigran Jerman yang tinggal di Amerika Serikat. Jadi, makanan dari Jerman, kemudian diolah di restoran ala Amerika dan berada di Indonesia.

Baca Juga: Globalisasi: Pengertian, Dampak dan Manfaat

Pizza pun demikian. Selama ini, pizza dikenal sebagai makanan tradisional dari Itali. Ternyata, pizza yang dikenal di Indonesia berasal dari racikan juru masak Amerika Serikat. Ciri khas pizza dari Itali adalah berkulit tipis dan renyah, yang tidak begitu disukai orang-orang Amerika Serikat. Maka mereka, menciptakan pizza tebal dengan berbagai topping diatasnya.

Globalisasi adalah proses di mana berbagai peristiwa, keputusan, dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.

Ditinjau dari pembentukan kata, globalisasi berasal dari kata globe yang berarti dunia. Dari kata itu, dikenal istilah globalisasi (globalization) yang berarti proses mendunia.

Globalisasi bersama-sama memengaruhi dan dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu politik, ekonomi, sosial, dan budaya

Tanda-tanda globalisasi yang ada di lingkungan masyarakat, sebagai berikut:

  • Meningkatnya perdagangan global.
  • Meningkatnya aliran modal internasional, di antaranya investasi langsung dari luar negeri.
  • Meningkatnya aliran data lintas batas, seperti penggunaan internet, satelit komunikasi, dan telepon.
  • Adanya desakan berbagai pihak untuk mengadili para pejabat perang di mahkamah kejahatan internasional (internasional criminal court) dan adanya gerakan untuk menyerukan keadilan internasional.
  • Meningkatnya pertukaran budaya (cultural exchange) internasional, misalnya melalui mengirimkan duta misi kesenian.
  • Menyebarluasnya paham multikulturalisme (paham yang mengakui keberagaman atau pluralitas dalam realitas sosial baik ras, agama, suku, dan lain-lain) dan semakin besarnya akses individu terhadap berbagai macam budaya.
  • Meningkatnya perjalanan dan turisme lintas negara.
  • Meningkatnya imigrasi, termasuk imigrasi ilegal.
  • Berkembangnya infrastruktur telekomunikasi global.
  • Berkembangnya sistem keuangan global.
  • Meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multinasional.
  • Meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional

Global Village dan Globalisasi

Global village atau desa global, adalah fenomena saling ketergantungan secara elektronik, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban manusia hingga menciptakan kembali dunia dalam sebuah imajinasi yang saling berhubungan.

Fenomena global village, dicetukan oleh ilmuwan komunikasi dan kritikus asal Kanada bernama Herbert Marshall McLuhan pada tahun 1962 dalam bukunya yang berjudul Guttenberg Galaxy.

Saat itu, Marshall McLuhan memprediksi bahwa perkembangan teknologi dalam media massa elektronik secara luas pada tahun 1950an, seperti radio dan televisi, telah menyebabkan semakin mudahnya aliran informasi ke segala penjuru dunia.

Fenomena yang terjadi, disebut McLuhan sebagai oral society, dimana suatu masyarakat saling tergantungan antara unsur-unsur yang membentuknya merupakan hasil dari dialektika antara penyebab dan akibat dari dinamika di dalam struktur masyarakat yang saling berinteraksi.

Ia melihat, karakteristik unik semacam ini sebagai sifat dasar dari sebuah masyarakat desa di Eropa abad pertengahan, yang juga menjadi sifat dasar sebuah masyarakat desa global.

Baca Juga: Dampak Globalisasi dan Penjelasannya

Secara singkat, Marshall McLuhan ingin menyampaikan bahwa perkembangan teknologi telah mempengaruhi keseluruhan masyarakat di mana mereka hidup dalam imajinasi ruangan bersama, yang diumpamakan sebagai sebuah desa global.

Penemuan teknologi jaringan komunikasi Internet, yang dimulai dengan pengembangan komputer elektronik pada 1950-an benar-benar mewujudkan konsep global village.

Awal konsep tentang jaringan paket berasal dari beberapa laboratorium ilmu komputer di Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Departemen Pertahanan Amerika memberikan kontrak pada awal 1960-an untuk sistem jaringan paket, termasuk pengembangan ARPANET.

Puncaknya terjadi pada tahun 1990-an, dimana Internet telah membawa dampak revolusioner pada aspek budaya dan perdagangan, termasuk bangkitnya komunikasi instan melalui email, pesan instan, panggilan telepon voice over Internet Protocol (VoIP), panggilan video interaktif dua arah, dan World Wide Web dengan forum diskusinya, blog, jejaring sosial, dan situs belanja online.

Apa yang diprediksi Marshall McLuhan pada tahun 1960-an, dengan cepat terbukti selang 30-an tahun kemudian.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat, menurut McLuhan , membuat semakin cepat pula proses-proses akulturasi sosial budaya Barat kepada budaya Asia dan Afrika.

Desa global, muncul dan menggeser budaya lokal melalui kecepatan teknologi informasi dan industri dari negara-negara Barat.

Fenomena global village itu dapat diamati pada beberapa realitas yang terjadi sekarang ini. Hubungan virtual yang semakin meningkat dimana interaksi langsung tatap muka berubah menjadi interaksi virtual melalui internet.

Proses mengajar di kelas, digantukan melalui mengajar melalui virtual menggunakan perangkat handphone buatan negara lain, sambungan data yang melewati batas negara, dan penggunakan teknologi infomasi yang dibangun oleh insinyur-insinyur dari berbagai negara.

Bapak Sosiologi Indonesia, Selo Soemardjan, berpendapat bahwa globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama.

Lingkungan media global membuat masyarakat berbagi beberapa hal yang sama seperti program-program TV, keinginan terhadap produk yang sama, dan hal-hal yang diiklankan oleh media.

Konglomerasi media global yang bersifat komersial ini menyediakan akses terhadap program tv, film, video, dll sehingga dikhawatirkan memunculkan imperialisme budaya dan menghasilkan generasi dengan kultur-kultur yang baru. Generasi muda cenderung lebih percaya dan tergantung pada platform media daripada bimbingan orang tua mereka.

Mari kita lihat perangkat telekomunikasi. Handphone yang sedang kamu pegang untuk membaca artikel ini, berasal dari berbagai negara. Ada Samsung dari Korea Selatan. Oppo dan Vivo, yang merupakan merk dari Tiongkok. Dan mungkin iPhone dari Amerika Serikat. Sebelumnya merk Nokia dari Finlandia, Eropa sangat populer di Indonesia.

Meskipun merk tersebut berasal dari Korea Selatan, Tiongkok dan Amerika Serikat tidak semua handphonenya dibuat disana. Masing-masing merk tersebut, mempunyai pabrik yang tersebar di berbagai negara.

Samsung misalnya, memiliki pabrik perakitan di Indonesia, Tiongkok dan Vietnam. Pabrik perakitan ini, dibuat di berbagai negara untuk mengurangi biaya produksi dan biaya pengiriman agar harganya terjangkau oleh pembeli. Aturan negara, juga membuat pabrikan handphone tersebut membuat pabrik perakitan di berbagai negara.

Tadi kita telah membahas bahwa listrik dan teknologi informasi dan komunikasi merupakan penggerak dari globalisasi. Dari kemajuan bidang teknologi inilah kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.