Terangkan Nilai Sila Kelima Pancasila pada Zaman Kerajaan Sriwijaya

oleh
Terangkan nilai sila kelima Pancasila pada zaman kerajaan Sriwijaya! Nilai sila kelima Pancasila pada zaman kerajaan Sriwijaya adalah sudah menjadi pusat perdagangan serta pelayanan sehingga masyarakatnya makmur sejahtera.
Terangkan nilai sila kelima Pancasila pada zaman kerajaan Sriwijaya! Nilai sila kelima Pancasila pada zaman kerajaan Sriwijaya adalah sudah menjadi pusat perdagangan serta pelayanan sehingga masyarakatnya makmur sejahtera.

Terangkan nilai sila kelima Pancasila pada zaman kerajaan Sriwijaya! Nilai sila kelima Pancasila pada zaman kerajaan Sriwijaya adalah sudah menjadi pusat perdagangan serta pelayanan sehingga masyarakatnya makmur sejahtera.

Nilai sila kelima Pancasila pada zaman kerajaan Sriwijaya adalah sudah memiliki kedaulatan yang cukup luas. Pada masa kejayaanya, kerajaan Sriwijaya sudah menerapkan konsep negara kepulauan dengan wawasan nusantara.

Nilai-nilai Pancasila telah dikenal pada masa kerajaan Sriwijaya. Pada zaman kerajaan Sriwijaya, di abad VII, dibawah Wangsa Syailendra (600-1400), nilai-nilai Pancasila yang berupa kejuangan dan kebangsaan sudah mulai diinisiasi oleh Sriwijaya.

BACA JUGA: 3 Komitmen dari Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia​

Fakta sejarah menunjukkan bahwa sebagai suatu negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep negara kepulauan sesuai dengan konsepsi Wawasan Nusantara yang kita kenal dewasa ini.

Kerajaan Srwijaya telah mampu menyatukan wilayah nusantara yang tediri dari pulau-pulau menjadi satu kesatuan yang terintegrasi, meskipun ada perbedaan suku bangsa, bahasa daerah dan adat istiadat namun sudah dapat dipersatukan dalam konsepsi kemaritiman.

Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas, meliputi wilayah Indonesia sekarang, Siam, dan Semenanjung Melayu yang terkenal sebagai pusat perdagangan, sehingga rakyat makmur dan sejahtera.

Masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 600-an – 1100-an atau dimulai abad VII, Raja pertama dipimpin oleh Daputra Hyang Sri Jayanasa, dengan lokasi kerajaan berdasarkan prasasti Kedudukan Bukit di Palembang (682), Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan yang kuat berbasis maritim di Pulau Sumatra.

BACA JUGA: Pancasila Sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Sedangkan menurut catatan perjalanan I-Tsing seorang pendeta Tiongkok yang pernah mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671 selama 6 bulan menerangkan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus.

Pada tahun 686 Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda dan di tahun 775 menguasai Selat Malaka. Masa jaya Kerajaan Sriwijaya pada abad IX – X Mesehi, dengan menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara.

Kerajaan Srwijaya digambarkan sudah berdaulat di wilayah nusantara dan memiliki kemakmuran, dimana rakyat aman dan sejahtera.

Semangat bela negara terlihat nyata pada usaha-usaha yang dilakukan Sriwijaya dalam hal mencintai produksi lokal baik dalam bentuk kerajinan, maupun hasil-hasil bumi dalam negeri. Begitu pula dengan kemampuan Sriwijaya dalam mempertahankan kedaulatan wilayah nusantara, hingga dapat menguasai hampir seluruh kerajaan Asia Tenggara diantaranya: Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam dan Filipina.

Dalam bidang pendidikan, pada zaman Kerajaan Sriwijaya sudah didirikan Universitas Agama Budha yang sangat terkenal di Asia. Para pengajar di universitas ini umumnya berasal dari Kerajaan Sriwijaya, tetapi ada pula guru-guru tamu yang didatangkan dari India, antara lain Dharmakitri.

Nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Sriwijaya

Pada hakekatnya, nilai-nilai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai-nilai Pancasila. Nilai sila keempat Pancasila ditunjukkan dengan telah memiliki kedaulatan yang luas, meliputi Siam dan Semenanjung Melayu.

Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa Sailendra (Melayu Kuno & menggunakan huruf Palawa) di kenal dengan kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan laut. Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda (686 M), Selat Malaka (775M).

BACA JUGA: Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara

Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, dimana Pemerintah melalui pegawai Raja membentuk suatu badan untuk mengumpulkan hasil kerajinan rakyat supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya.

Selain itu juga sudah ada badan yang yang bertugas mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan, gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga kerajaan dapat menjalankan sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan.

Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan “Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra Subhika” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).

Nilai-nilai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai-nilai Pancasila, secara lengkapnya sebagai berikut:

  • Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang hidup berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
  • Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India meunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif
  • Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan konsep negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
  • Nilai sila keempat Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas, meliputi Siam dan Semenanjung Melayu (INA sekarang)
  • Nilai Sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.

Ikuti berita terbaru lainnya di Google NewsKlik tautan ini.