Global Village dan Globalisasi, Fenomena di Masyarakat

oleh
Global Village dan Globalisasi, Fenomena di Masyarakat
Global Village dan Globalisasi, Fenomena di Masyarakat

indomaritim.id – Global village atau desa global, adalah fenomena saling ketergantungan secara elektronik, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban manusia hingga menciptakan kembali dunia dalam sebuah imajinasi yang saling berhubungan.

Fenomena global village, dicetukan oleh ilmuwan komunikasi dan kritikus asal Kanada bernama Herbert Marshall McLuhan pada tahun 1962 dalam bukunya yang berjudul Guttenberg Galaxy.

Saat itu, Marshall McLuhan memprediksi bahwa perkembangan teknologi dalam media massa elektronik secara luas pada tahun 1950an, seperti radio dan televisi, telah menyebabkan semakin mudahnya aliran informasi ke segala penjuru dunia.

Fenomena yang terjadi, disebut McLuhan sebagai oral society, dimana suatu masyarakat saling tergantungan antara unsur-unsur yang membentuknya merupakan hasil dari dialektika antara penyebab dan akibat dari dinamika di dalam struktur masyarakat yang saling berinteraksi.

Ia melihat, karakteristik unik semacam ini sebagai sifat dasar dari sebuah masyarakat desa di Eropa abad pertengahan, yang juga menjadi sifat dasar sebuah masyarakat desa global.

Secara singkat, Marshall McLuhan ingin menyampaikan bahwa perkembangan teknologi telah mempengaruhi keseluruhan masyarakat di mana mereka hidup dalam imajinasi ruangan bersama, yang diumpamakan sebagai sebuah desa global.

Penemuan teknologi jaringan komunikasi Internet, yang dimulai dengan pengembangan komputer elektronik pada 1950-an benar-benar mewujudkan konsep global village.

Awal konsep tentang jaringan paket berasal dari beberapa laboratorium ilmu komputer di Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Departemen Pertahanan Amerika memberikan kontrak pada awal 1960-an untuk sistem jaringan paket, termasuk pengembangan ARPANET.

Puncaknya terjadi pada tahun 1990-an, dimana Internet telah membawa dampak revolusioner pada aspek budaya dan perdagangan, termasuk bangkitnya komunikasi instan melalui email, pesan instan, panggilan telepon voice over Internet Protocol (VoIP), panggilan video interaktif dua arah, dan World Wide Web dengan forum diskusinya, blog, jejaring sosial, dan situs belanja online.

Apa yang diprediksi Marshall McLuhan pada tahun 1960-an tentang global village, dengan cepat terbukti selang 30-an tahun kemudian.

Pengertian Globalisasi dan Dampaknya

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat, menurut McLuhan , membuat semakin cepat pula proses-proses akulturasi sosial budaya Barat kepada budaya Asia dan Afrika.

Desa global, muncul dan menggeser budaya lokal melalui kecepatan teknologi informasi dan industri dari negara-negara Barat.

Fenomena global village itu dapat diamati pada beberapa realitas yang terjadi sekarang ini. Hubungan virtual yang semakin meningkat dimana interaksi langsung tatap muka berubah menjadi interaksi virtual melalui internet.

Proses mengajar di kelas, digantukan melalui mengajar melalui virtual menggunakan perangkat handphone buatan negara lain, sambungan data yang melewati batas negara, dan penggunakan teknologi infomasi yang dibangun oleh insinyur-insinyur dari berbagai negara.

Bapak Sosiologi Indonesia, Selo Soemardjan, berpendapat bahwa globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama.

Pernahkah kamu makan burger di restoran cepat saji McDonalds? Atau memakan pizza di Pizza Hut? Mencicipi sushi di restoran HokBen?

Hal-hal diatas menunjukkan bagaiman fakta globalisasi, khususnya di bidang industri makanan dan minuman.

McDonalds adalah restoran cepat saji, waralaba dari Amerika Serikat. Uniknya, hamburger yang terkenal di restoran ini diciptakan oleh imigran Jerman yang tinggal di Amerika Serikat. Jadi, makanan dari Jerman, kemudian diolah di restoran ala Amerika dan berada di Indonesia.

Pizza pun demikian. Selama ini, pizza dikenal sebagai makanan tradisional dari Itali. Ternyata, pizza yang dikenal di Indonesia berasal dari racikan juru masak Amerika Serikat. Ciri khas pizza dari Itali adalah berkulit tipis dan renyah, yang tidak begitu disukai orang-orang Amerika Serikat. Maka mereka, menciptakan pizza tebal dengan berbagai topping diatasnya.

Begitu juga dengan perangkat telekomunikasi. Handphone yang sedang kamu pegang untuk membaca artikel ini, berasal dari berbagai negara. Ada Samsung dari Korea Selatan. Oppo dan Vivo, yang merupakan merk dari Tiongkok. Dan mungkin iPhone dari Amerika Serikat.

Meskipun merk tersebut berasal dari Korea Selatan, Tiongkok dan Amerika Serikat tidak semua handphonenya dibuat disana. Masing-masing merk tersebut, mempunyai pabrik yang tersebar di berbagai negara.

Samsung misalnya, memiliki pabrik perakitan di Indonesia, Tiongkok dan Vietnam. Pabrik perakitan ini, dibuat di berbagai negara untuk mengurangi biaya produksi dan biaya pengiriman agar harganya terjangkau oleh pembeli. Aturan negara, juga membuat pabrikan handphone tersebut membuat pabrik perakitan di berbagai negara.

Globalisasi adalah proses integrasi ke ruang lingkup dunia hingga menjadi sebuah desa kecil atau global village.

Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.

Manfaat Globalisasi

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.

Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi mendorong kita untuk melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa mempertemukan dua hal yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan Indonesia yang berimplikasi nasional dan global.

Dampak positif globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah :

Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.

Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak positif globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah:

1. Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan :

a. Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
b. Regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
c. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel.

2. Globalisasi bidang sosial budaya :

a. Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.

b. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.

3. Globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan :

a. Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang.
b. Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional.

4. Globalisasi bidang ekonomi sektor produksi :

Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi perusahaannya ke negara-negara berkembang dengan pertimbangan keuntungan geografis.

Keberagaman Sosial Budaya Indonesia Ditengah Globalisasi

Persinggungan bangsa Indoenesia dengan dunia, telah terjadi beratus-ratus tahun silam bahkan sebelum Masehi, saat Nusantara masih terdapat kerajaan-kerajaan besar di tiap pulau.

Jaman dulu, kapur barus yang berasal dari kepulauan Barus di Sumatera menjadi bahan perdagangan antar benua. Kapur barus, yang berasal dari getah pohon, dikirim dari Sumatera ke Mesir kuno sebagai bahan pengobatan dan pengawetan mumi.

Pada abad pertengahan, rempah-rempah merupakan komoditas yang sangat laku diperdagangkan. Lada, pala, cengkeh menjadi komoditas perdagangan internasional.

Bangsa Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa yang memiliki adat istiadat yang berbeda-beda. Di Indonesia ini terdapat 656 suku bangsa dengan bahasa lokal 300 macam.

Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan milik Bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan sehingga mampu memberikan warna ketentraman dan kedamaian bagi rakyat Indonesia agar ke depan tidak banyak menimbulkan persoalan yang mengancam disintegrasi bangsa.

Keragaman dalam masyarakat majemuk merupakan sesuatu yang alami yang harus dipandang sebagai suatu identitas bangsa. Hal tersebut dapat dianalogikan seperti halnya jari tangan manusia yang terdiri atas lima jari yang berbeda, akan tetapi kesemuanya memiliki fungsi dan maksud tersendiri, sehingga jika semuanya disatukan akan mampu mengerjakan tugas seberat apapun.

Untuk menyadari hal tersebut, Bhinneka Tunggal Ika memiliki peran yang sangat penting. Pengembangan multikulturalisme mutlak harus dibentuk dan ditanamkan dalam suatu kehidupan masyarakat yang majemuk.

Jika hal tersebut tidak ditanamkan dalam suatu masyarakat yang majemuk, agar kemajemukan tidak membawa pada perpecahan dan konflik. Indonesia sebagaibangsa yang multikultural harus mengembangkan wawasan multikultural tersebut dalam semua tatanan kehidupan yang bernafaskan nilai-nilai kebhinekaan.

Membangun masyarakat multikultur di Indonesia harus diawali dengan keyakinan bahwa dengan bersatu kita memiliki kekuatan yang lebih besar.

Persatuan dan kesatuan bangsa yang terwujud dari sejumlah suku bangsa yang semula merupakan masyarakat yang berdiri sendiri dan mendukung kebudayaan yang beraneka ragam itu perlu diperkokoh dengan kerangka acuan yang bersifat nasional, yaitu kebudayaan nasional.

Suatu kebudayaan yang mampu memberi makna bagi kehidupan berbangsa dan berkepribadian, akan dapat dibanggakan sebagai identitas nasional.

Kebudayaan Indonesia secara sempit dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum terbentuknya Bangsa Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia adalah merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Baca Juga: Contoh Perilaku Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari Bagi Siswa

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab.

Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Buddha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Masalah yang biasanya dihadapi oleh masyarakat majemuk adalah adanya persentuhan dan saling hubungan antara kebudayaan suku bangsa dengan kebudayaan umum lokal, dan dengan kebudayaan nasional.

Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan wilayah negara Indonesia.